2.1
Pengertian
Promosi kesehatan adalah upaya mempengaruhi
masyarakat agar menghentikan perilaku beresiko tinggi dan menggantikannya
dengan perilaku yang aman atau pelaing tidak beresiko rendah. Program Promosi
Kesehatan tidak di rancang ”di belakang meja”. Supaya efektif, program harus dirancang
berdasarkan realitas kehidupan sehari-hari masyarakat sasaran setempat.
Umumnya ada empat faktor yang dapat
mempengaruhi masyarakat agar merubah perilakunya, yaitu : (i) Fasilitasi, yaitu
bila perilaku yang baru membuat hidup masyarakat yang melakukannya menjadi
lebih mudah, misalnya adanya sumber air bersih yang lebih dekat; (ii)
Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi masyarakat dalam
konteks pengetahuan lokal, (iii) Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti
tokoh agama dan tokoh agama) setempat menyetujui dan mempraktekkan perilaku
yang di anjurkan dan (iv) Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik
misalnya kemampuan untuk membangun jamban dengan teknologi murah namun tepat
guna sesuai dengan potensi yang di miliki.
Program promosi menekankan aspek
”bersama masyarakat”. Maksudnya adalah (i) bersama dengan masyarakat
fasilitator mempelajari aspek-aspek penting dalam kehidupan masyarakat untuk
memahami apa yang mereka kerjakan, perlukan dan inginkan, (ii) bersama dengan masyarakat
fasilitator menyediakan alternatif yang menarik untuk perilaku yang beresiko
misalnya jamban keluarga sehingga buang air besar dapat di lakukan dengan aman
dan nyaman serta (iii) bersama dengan masyarakat petugas merencanakan program
promosi kesehatan dan memantau dampaknya secara terus-menerus.
2.2
Penyerapan materi dalam promosi
kesehatan
Seseorang belajar melalui panca inderanya. Setiap indera ternyata berbeda pengaruhnya terhadap hasil belajar seseorang, sebagai mana gambaran berikut :
Oleh karena itu seseorang dapat mempelajari sesuatu
dengan baik apabila ia menggunakan lebih
dari satu indera
Apa yang bisa
kita ingat :
10% dari yang kita baca
20% dari yang kita dengar
30% dari yang kita lihat
50% dari yang kita lihat dandengar
80% dari yang kita ucapkan
90% dari yang kita ucapkan dan lakukan
2.3
Metode Promosi Kesehatan
A.
Jenis Metode
Promosi Kesehatan
Metode Promosi Kesehatan dapat
digolongkan berdasarkan Teknik Komunikasi, Sasaran yang dicapai dan Indera
penerima dari sasaran promosi.
1. Berdasarkan
Teknik Komunikasi
a. Metode
penyuluhan langsung.
Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau
bertatap muka dengan sasaran. Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah,
pertemuan diskusi (FGD), pertemuan di balai desa, pertemuan di Posyandu, dll.
b. Metode
yang tidak langsung. Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan secara
tatap muka dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan perantara
(media). Umpamanya publikasi dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukan
film, dsb
2.
Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang
Dicapai
a. Pendekatan
PERORANGAN
Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara
langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan, antara lain :
kunjungan rumah, hubungan telepon, dan lain-lain
b. Pendekatan
KELOMPOK
Dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan
dengan sekolompok sasaran. Beberapa metode penyuluhan yang masuk dalam ketegori
ini antara lain : Pertemuan, Demostrasi, Diskusi kelompok, Pertemuan FGD, dan
lain-lain
c. Pendekatan
MASAL
Petugas Promosi Kesehatan menyampaikan pesannya
secara sekaligus kepada sasaran yang jumlahnya banyak. Beberapa metode yang
masuk dalam golongan ini adalah : Pertemuan umum, pertunjukan kesenian,
Penyebaran tulisan/poster/media cetak lainnya, Pemutaran film, dll
3. Berdasarkan
Indera Penerima
a. Metode
MELIHAT/MEMPERHATIKAN. Dalam hal ini pesan diterima sasaran melalui indera
penglihatan, seperti : Penempelan Poster, Pemasangan Gambar/Photo, Pemasangan
Koran dinding, Pemutaran Film
b. Metode
PENDENGARAN. Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran melalui indera pendengar,
umpamanya : Penyuluhan lewat radio, Pidato, Ceramah, dll
c. Metode
“KOMBINASI”. Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi cara (dilihat, didengar, dicium,
diraba dan dicoba)
B.
Kelebihan dan
kekurangan masing-masing metode
1.
Kunjungan
Rumah
Kunjungan rumah adalah suatu hubungan
langsung antara penyuluh dengan masyarakat sasaran dan keluarganya di rumah
ataupun ditempat biasa mereka berkumpul. Biasanya kegiatan ini disebut anjang
sono, anjang karya, dsb.
Cara melakukannya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
-
Ada maksud dan tujuan tertentu
-
Tepat waktunya dan tidak membuang-buang
waktu
-
Rencanakan beberapa kunjungan berurutan
untuk menghemat waktu
-
Kunjungi pula sasaran yang jauh dan
terpencil
-
Metode ini untuk memperkuat
metode-metode lainnya atau bila metode-metode lainnya tidak mungkin
Selama berkunjung harus diingat hal-hal seperti :
-
Membicarakan soal-soal yang menarik
perhatian
-
Biarkan keluarga sasaran berbicara
sebanyak-banyaknya dan jangan memotong pembicaraannya
-
Bicara bila keluarga sasaran itu ingin
mendengarkannya
-
Bicara dalam gaya yang menarik sasaran
-
Pergunakan bahasa umum yang mudah,
bicara pelan-pelan dan suasana menyenangkan
-
Harus sungguh-sungguh dalam pernyataan
-
Jangan memperpanjang mempersilat lidah
-
Biarkan keluarga sasaran merasa sebagai
pemrakarsa gagasan yang baik
-
Harus jujur dalam mengajar maupun
belajar
-
Meninggalkan keluarga sasaran sebagai
kawan
-
Catat tanggal kunjungan, tujuan, hasil
dan janji
-
Membawa surat selebaran, brosur, dsb
untuk diberikan kepada keluarga sasaran. Ini akan menjalin persahabatan
Kelebihan metode ini adalah :
-
Mendapat keterangan langsung perihal
masalah-masalah kesehatan
-
Membina persahabatan
-
Tumbuhnya kepercayaan pada penyuluh bila
anjuran-anjurannya diterima
-
Menemukan tokoh-tokoh masyarakat yang
lebih baik
-
Rintangan-rintangan antara penyuluh
dengan keluarga sasaran menjadi kurang
-
Mencapai juga petani yang terpencil,
yang terlewat oleh metode lainnya
-
Tingkat pengadopsian terhadap perilaku
kesehatan yang baru lebih tinggi
Keterbatasannya adalah :
-
Jumlah kunjungan yang mungkin dilakukan
adalah terbatas
-
Kunjungan-kunjungan yang cocok bagi
keluarga sasaran dan penyuluh adalah terbatas sekali
-
Kunjungan yang terlalu sering pada satu
keluarga sasaran akan menimbulkan prasangka pada keluarga lainnya
2.
Pertemuan
Umum
Pertemuan umum adalah suatu pertemuan
dengan peserta campuran dimana di sampaikan beberapa informasi tertentu tentang
kesehatan untuk dilaksanakan oleh masyarakat sasaran.
Cara melakukannya dengan perencanaan dan persiapan
yang baik, seperti :
-
Rundingkan dahulu dengan orang-orang
yang terkait
-
Konsultasi dengan tokoh-tokoh setempat
dan buatlah agenda acara sementara
-
Jaminan kedatangan para nara sumber
lainnya (bila diperlukan)
-
Usahakan ikut sertanya semua golongan di
tempat itu.
Hal-hal perlu diperhatikan :
-
Rapat diselenggarakan ditempat yang
letaknya strategis, dengan penerangan dan
-
udara yang segar
-
Waktu yang dipilh adalah waktu luang
masyarakat
-
Pada siang hari, bila tempat-tempat
tinggal orang berjauhan
-
Tepat memulai dan mengakhiri pertemuan
-
Perhatikan ditujukan kepada tujuan
pertemuan dengan memberikan kesempatan untuk berdiskusi. Hindari pertengkaran
pendapat
-
Anjuran mempergunakan alat-alat peraga
-
Usaha-usaha menarik perhatian, menggugah
hai dan mendorong kegiatan
-
Memberikan penghargaan kepada semua golongan
yang hadir
-
Libatkan tokoh-tokoh masyarakat setempat
-
Usahakan kegiatan lanjutan (bila ada)
-
Berikan selembaran-selembaran yang
sesuai dengan materi yang didiskusikan
Kelebihan metode ini adalah :
-
Banyak orang yang dicapai
-
Menjadi tahap persiapan untuk metode
lainnya
-
Perkenalan pribadi dapat ditingkatkan
-
Segala macam topik/judul dapat diajukan
-
Adopsi suatu anjuran secara
murah/sedikit biaya
Kekurangan / keterbatasannya :
-
Tempat dan sarana pertemuan tidak selalu
cukup
-
Waktu untuk diskusi biasanya terbatas
sekali
-
Pembahasan topik sedikit lebih sulit
karena peserta yang hadir adalah campuran
-
Kejadian-kejadian di luar kekuasaan
seperti cuaca buruk, dsb dapat mengurangi jumlah kehadiran
3.
Pertemuan
Diskusi ( Kelompok Diskusi Terfokus )
Pertemuan diskusi adalah untuk kelompok
yang lebih kecil atau lebih sedikit pesertanya yaitu berkisar 12-15 orang saja.
Harus ada partisipasi yang baik dari peserta yang hadir. Biasanya dipergunakan
untuk menjelasan suatu informasi yang lebih rinci dan mendetail serta
pertukaran pendapat mengenai perubahan perilaku kesehatan. Keberhasilan pertemuan
FGD banyak tergantung dari petugas penyuluh untuk :
-
Memperkenalkan soal yang dapat perhatian
para peserta
-
Memelihara perhatian yang terus menerus
dari para peserta
-
Memberi kesempatan kepada semua orang
untuk mengemukakan pendapatnya dan menghindari dominasi beberapa orang saja
-
Membuat kesimpulan
pembicaraan-pembicaraan dan menyusun saran-saran yang diajukan
-
Berikan bahan-bahan informasi yang cukup
agar peserta sampai pada kesimpulan yang tepat.
4.
Demonstrasi
cara atau percontohan
Demontrasi adalah memperlihatkan secara
singkat kepada suatu kelompok bagaimana melakukan suatu perilaku kesehatan
baru. Metode ini lebih menekankan pada bagaimana cara melakukannya suatu
perilaku kesehatan. Kegiatan ini bukan lah suatu percobaan atau pengujian,
tetapi sebuah usaha pendidikan. Tujuannya adalah untuk meyakinkan orang-orang
bahwa sesuatu perilaku kesehatan tertentu yang dianjurkan itu adalah berguna
dan praktis sekali bagi masyarakat. Demonstrasi ini mengajarkan suatu ketrampilan
yang baru.
Cara melakukannya dengan segala perencanaan dan
persiapan yang diperlukan, seperti :
-
Datang jauh sebelum kegiatan di mulai
untuk memeriksa peralatan dan bahan yang diperlukan
-
Mengatur tempat sebaik mungkin, sehingga
semua peserta dapat melihatnya dan ikut dalam diskusi
-
Demonstrasi dilakukan tahap demi tahap
sambil membangkitkan keinginan peserta untuk bertanya-tanya
-
Berikan kesempatan pada wakil peserta
untuk mencoba ketrampilan perilaku yang baru
-
Berikan selebaran yang cepat (brosur,
dll) yang bersangkutan dengan demostrasi itu Anjuran :
-
Pilihlah topik yang berdasarkan
keperluan masyarakat
-
Demonstrasi dilakukan tepat masanya
-
Pengumuman yang luas sebelum waktunya
untuk menarik banyak perhatian dan peserta
-
Pergunakan alat-alat yang mudah di dapat
orang
-
Hilangkan keraguan-raguan, tetapi
hindarikan pertengkaran mulut
-
Hargai cara-cara yang biasa dilakukan
masyarakat
Kelebihan / keuntungan metode ini :
-
Cara mengajar ketramilan yang efekif
-
Merangsasang kegiatan
-
Menumbuhkan kepercayaan pada diri
sendiri
Kekurangan / keterbatasannya :
-
Memerlukan banyak persiapan, peralatan
dan ketrampilan
-
Merugikan bila demonstrasi dilaksanakan
dengan kualitas yang buruk
2.4
Media Promosi Kesehatan
A. Pengertian
Media atau alat peraga dalam promosi
kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat
dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi
dan penyebar-luasan informasi
B. Kegunaan
Biasanya alat peraga digunakan secara
kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan photo dan sebagainya. Tetapi
dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal, ada dua
hal yang harus diperhatikan, yaitu :
·
Alat peraga harus mudah dimengerti oleh
masyarakat sasaran
·
Ide atau gagasan yang terkandung di
dalamnya harus dapat diterima oleh sasaran Alat peraga yang digunakan secara
baik memberikan keuntungan-keuntungan :
·
Dapat menghindari salah
pengertian/pemahaman atau salah tafsir. Dengan contoh yang telah disebutkan
pada bagian atas dapat dilihat bahwa salah tafsir atau salah pengertian tentang
bentuk plengsengan dapat dihindari.
·
Dapat memperjelas apa yang diterangkan
dan dapat lebih mudah ditangkap.
·
Apa yang diterangkan akan lebih lama
diingat, terutama hal-hal yang mengesankan.
·
Dapat menarik serta memusatkan
perhatian.
·
Dapat memberi dorongan yang kuat untuk
melakukan apa yang dianjurkan.
C. Jenis / Macam Media
Alat-alat peraga dapat dibagi dalam 4 kelompok besar
:
1. Benda asli, yaitu benda yang
sesungguhnya baik hidup maupun mati.
Merupakan alat peraga yang paling baik
karena mudah serta cepat dikenal, mempunyai bentuk serta ukuran yang tepat.
Tetapi alat peraga ini kelemahannya tidak selalu mudah dibawa ke mana-mana
sebagai alat bantu mengajar.
Termasuk dalam macam alat peraga ini
antara lain :
·
Benda sesungguhnya, misalnya tinja di
kebun, lalat di atas tinja, dsb
·
Spesimen, yaitu benda sesungguhnya yang
telah diawetkan seperti cacing dalam botol pengawet, dll
·
Sample yaitu contoh benda sesungguhnya
untuk diperdagangkan seperti oralit, dll
2. Benda tiruan, yang ukurannya lain dari benda
sesungguhnya.
Benda tiruan bisa digunakan sebagai
media atau alat peraga dalam promosi kesehatan. Hal ini dikarena menggunakan
benda asli tidak memungkinkan, misal ukuran benda asli yang terlalu besar,
terlalu berat, dll. Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti
tanah, kayu, semen, plastik dan lain-lain.
3. Gambar/Media grafis,
seperti poster, leaflet, gambar karikatur, lukisan, dll.
a.
Poster
Adalah sehelai kertas atau papan yang
berisikan gambar-gambar dengan sedikit kata-kata. Kata-kata dalam poster harus
jelas artinya, tepat pesannya dan dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang
lebih 6 meter. Poster biasanya ditempelkan pada suatu tempat yang mudah dilihat
dan banyak dilalui orang misalnya di dinding balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman,
dan lain-lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun, gambar
atau photo.
Poster terutama dibuat untuk
mempengaruhi orang banyak, memberikan pesan singkat. Karena itu cara
pembuatannya harus menarik, sederhana dan hanya berisikan satu ide atau satu
kenyataan saja. Poster yang baik adalah poster yang mempunyai daya tinggal lama
dalam ingatan orang yang melihatnya serta dapat mendorong untuk bertindak.
b.
Leaflet
Leaflet adalah selembaran kertas yang
berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan
gambar-gambar yang sederhana. Ada beberapa yang disajikan secara berlipat.
Leaflet digunakan untuk memberikan
keterangan singkat tentan suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di
tingkat rumah tangga, deskripsi tentang diare dan penecegahannya, dan
lain-lain. Leaflet dapat diberikan atau disebarkan pada saat pertemuanpertemuan
dilakukan seperti pertemuan FGD, pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain.
Leaflet dapat dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana seperti di photo
copy.
4. Gambar alat optik.
seperti photo, slide, film, dll
a.
Photo
Sebagai bahan untuk alat peraga, photo digunakan
dalam bentuk :
1. Album, yaitu merupakan foto-foto yang isinya
berurutan, menggambarkan suatu cerita, kegiatan dan lain-lain. Dikumpulkan
dalam sebuah album. Album ini bisa dibawa dan ditunjukan kepada masyarakat
sesuai dengan topik yang sedang di diskusikan. Misalnya : album photo yang
berisi kegiatan-kegiatan suatu desa untuk merubah kebiasaan BAB-nya menjadi di
jamban dengan CLTS sampai mendapat pengakuan resmi dari Bupati.
2. Dokumentasi
lepasan. Yaitu photo-photo yang berdiri sendiri dan tidak disimpan dalam bentuk
album. Menggambarkan satu pokok persoalan atau titik perhatian. Photo ini digunakan
biasanya untuk bahan brosur, leaflet, dll
b.
Slide
Slide pada umumnya digunakan dengan
sasaran kelompok atau grup. Slide ini sangat effektif untuk membahas suatu
topic tertentu, dan peserta dapat mencermati setiap materi dengan cara seksama,
karena slide sifatnya dapat diulang-ulang
c.
Film
Film lebih kearah sasaran secara masal,
sifatnya menghibur namun bernuansa edikatif.
mbak kira-kira mbak ada materi tentang metode pendidikan kesehatan ngk? mata kuliah promosi kesehatan jurusan kebidanan. makasih mbk.
BalasHapus