KEGAWATDARURATAN NEONATUS
A. PENANGANAN
HIPOGLUKEMI
a.
Bila gadar gula darah < 25 mg
Ø
Pasang jalur IV bila belum terpasang
Ø
Beri glukosa 10% 2 ml IV bolus pelan dalam 5
menit
Ø
Kalau Jalur IV tidak cepat, berikan melaui NGT
dengan dosis sama
Ø
Infuse glukosa 10%
Ø
Cek kadar glukosa darah 1 jam setelah bolus,
kemudian per 3 jam
Ø
Lanjutkan infus
b.
Bila kadar darah 25-45 mg
Ø
Lanjutkan infuse
Ø
Cek glukosa dalam per 3 jam hingga 45 mg/dl atau
lebih
c.
Kadar gula darah ≥ 45 mg
Ø
Jika bayi mendapat cairan IV : cek per 12 jam
Ø
Jika bayi tidak mendapat cairan IV cek per 12
jam, 2x
-
Jika turun : tangani
-
Jika normal : hentikan pengukuran
B. KLASIFIKASI
SUHU TUBUH ABNORMAL DAN GEJALANYA
a.
Hipotermi sedang : dimana suhu BBL 36-364 0C
Gejala :
Ø
Suhu 36-364 0C
Ø
Akral dingin
Ø
Gerakan bayi kurang normal
Ø
Kemampuan menghisap lemah
Ø
Kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata)
Ø
Tangisan lemah
Ø
Aktivitas berkurang latarghi
Penanganan
:
Ø
Ganti pakaian dingin dan basah dengan pakaian
hangat
Ø
Bila ada ibu/pengganti ibu, KMC/perawatan bayi
lekat bila tidak ada ibu
Ø
Hangatkan dengan alat pemancar panas/incubator
Ø
Cek suhu alat penghangat dan suhu ruangan,
berikan ASI peras
Ø
Hindari paparan panas yang berlebihan dan sering
ubah posisi
Ø
ASI lebih sering
Ø
Minta ibu mengenalai kegawatan dan segera cari
pertolongan bila ada
b.
Hipotermi berat : dimana suhu BBL < 36 0C
Gelaja :
Ø
Suhu < 36 0C
Ø
Seluruh tubuh teraba dingin
Ø
Mengantuk/letargis
Ø
Sklerema (ada bagian tubuh yang mengeras dan
berwarna merah)
Ø
Bibir dan kuku kebiruan
Ø
Pernapasan lambat
Ø
Pernapasan tidak teratur
Ø
Bunyi jantung lemah/lambat
Ø
Mungkin timbul hipoglukemia dan asidosis
metabolik
Penanganan
:
Ø
Hangatkan tubuh bayi
Ø
Jika 1 jam suhu tidak naik, rujuk segera
Ø
Pertahankan kadar gula darah
Ø
Anjurkan ibu menjaga bayi tetap hangat selama
perjalanan rujukan
Ø
Lakukan rujukan segera
c.
Hipertermi : dimana suhu bayi > 375 0C
Gejala :
Ø
Suhu > 375 0C
Ø
Terdapat tanda-tanda dehidrasi
-
Elastisitas kulit menurun
-
Mata dan ubun-ubun besar cekung
-
Lidah dan membrane mukosa kering
-
BB menurun
-
Banyaknya air berkemih berkurang
Ø
Malas minum
Ø
RR > 60 x/menit
Ø
Letarghi
Ø
Irritable
Penanganan
:
Ø
Bayi dipindahkan keruangan yang sejuk dengan
suhu kamar sekitar 26-280C
Ø
Tubuh bayi di seka dengan kain basah sampai suhu
tubuh bayi normal
C. HIPERTERMI
KARENA PAPARAN PANAS DAN BUKAN PAPARAN PANAS
Karena
paparan panas
Ø
Letakkan pada suhu ruangan (25-280C)
Ø
Lepaskan sebagian/seluruh pakaian
Ø
Cek suhu aksila /jam
Ø
Bila > 390C kompres/mandikan dalam
air yang suhunya 40C lebih rendah dari tubuh bayi
Ø
Jangan gunakan air dingin
Ø
Turunkan suhu penghangat
Ø
Buka inkubator sampai dengan suhu normal
Ø
Lepaskan sebagian /seluruh pakaian dalam 10
menit
Ø
Cek suhu/jam sampai dengan normal
Ø
Cek suhu inkubator /jam sampai dengan normal
Bukan
kerena paparan panas
Ø
Tepai untuk suspect sepsis
Ø
Letakkan pada suhu ruangan (25-280C)
Ø
Lepaskan sebagian seluruh pakaian
Ø
Cek suhu aksila/jam
D. PENANGANAN
HIPOTERMI SEDANG DAN BERAT
Penanganan
hipotermi sedang
Ø
Ganti pakaian dingin dan basah dengan pakaian
hangat
Ø
Bila ada ibu/penggati ibu, KMC/perawatan bayi
lekat
Ø
Bila tidak ada ibu
Ø
Hangatkan dengan alat pemancar panas/inkubator
Ø
Cek suhu alat penghangat dan suhu ruangan, beri
ASI peras
Ø
Hindari paparan panas yang berlebihan dan sering
ubah posisi
Ø
ASI lebih sering
Ø
Minta ibu mengenali kegawatan dan segera cari
pertolongan bila ada
Penanganan
hipotermi berat
Ø
Hangatkan tubuh bayi
Ø
Bila 1 jam suhu tubuh tidak naik, segera rujuk
Ø
Pertahankan kadar gula darah
Ø
Anjurkan ibu menjaga bayi tetap hangat selama
perjalanan rujukan
Ø
Lakukan rujukan segera
E. CARA
MENGHANGATKAN BAYI
Ø
Kontak kulit dengan kulit
Ø
KMC/kangaroo mother care
Ø
Pemancar panas
Ø
Inkubator
Ø
Ruangan yang hangat
Ø
Tempatkan bayi diruangan yang hangat, jangan ber
AC
Ø
Menyusui juga bisa membuat si kecil merasa
hangat
Ø
Gunakan tutup kepala karena 25% panas hilang
pada bayi baru lahir melalui kepala
Ø
Dekap bayi diantara payudara ibu dengan posisi
bayi telungkup dan posisi kaki seperti kodok serta kepala menoleh ke suatu sisi
Ø
Metode ini dapat dilakukan pada ibu,
bapak/anggota keluaraga dewasa lainnya
(Sudoyo, Ari.
W dkk, )
Kontak
Kulit dengan kulit
Kontak kulit bayi dengan ibu dapat mempertahankan suhu bayi dan
mencegah bayi kedinginan. Keuntungan selain bisa memberikan kehangatan bayi
juga akan lebih sering menetek, banyak tidur, tidak rewel dan kenaikan BB lebih
cepat.
KMC
(perawatan bayi lekat/PBL)
-
Kontak kulit ibu-bayi secara dini terus menerus dikombinasi
ASI ekslusif
-
Untuk menstabilkan bayi hingga BB 2500 gr
-
Tidak untuk ibu yang memiliki penyakit berat
-
Tidak untuk bayi sehat (sepsis atau gangguan
napas berat)
-
Dirokemndasikan pada bayi dengan BB < 1800 gr
Pemancar
panas
Ø
Untuk bayi sakit dengan BB ≥ 1500 gr
Ø
Untuk pemeriksaan awal bayi
Ø
Selama dilakukan tindakan
Ø
Menghangatkan kembali bayi hipotermi
Ø
Suhu ruangan minimal 220C
Ø
Atur suhu (36-370C)
Inkubator
-
Penghangatan
berkelanjutan dengan BB < 1500 gr
-
Untuk
bayi sakit berat (sepsis, gangguan nafas berat)
Ruangan Yang Hangat
-
Untuk
merawat bayi dengan BB < 2500 gr yang tidak memerlukan tindakan
diagnostic/prosedur pengobatan
-
Tidak
untuk bayi sakit berat
-
Paling
rendah 26oC
-
BBl
1500 – 1000 suhu ruangan 28 – 30oC
-
BBl
> 2000 suhu ruangan 26 – 28oC
F.
IKTERUS FISIOLOGIS DAN PATOLOGIS
Ø Ikterus
Fisiologis
-
Ikterus
yang timbul pada hari ke 2 dan ke 3
-
Tidak
mempunyai dasar patologis
-
Keadaannya
tidak melampaui kadar kadar yang membahayakan
-
Tidak
mempunyai potensi menjadi Kern Ikterus
-
Tidak
menyebabkan suatu morbiditas pada bayi
-
Umumnya
terjadi pada BBL, kadar Bilirubin tak terkonjugasi pada minggu pertama > 2
mg/dl. Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula kadar bilirubin akan
mencapai puncak sekitar 6 -8 mg/dl pada hari ke 3, kemudian akan menurun cepat
selama 2 – 3 hari diikuti dengan penurunan yang lambat sebesar 1 mg/dl selama 1
– 2 Minggu. Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar Bilirubin akan
mencapai kadar yang lebih tinggi (7 – 14 MS/dl) dan penurunan terjadi lebih
lambat. Bisa terjadi dalam waktu 2 – 4 Minggu, bahkan dapat mencapai waktu 6
minggu.
-
Ikterus
terjadi sebelum umur 24 jam
-
Setiap
peningkatan kadar Bilirubin serum yang memerlukan Fototweraphy
-
Peningkatan
kadar Bilirubin total serum 0,5 mg/dl/jam
-
Adanya
tanda-tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi (muntah, lerargis, malas
menetek, penurunan BB yang cepat, apnea, Takipnea/suhu yang tidak stabil)
-
Ikterus
bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan/setelah 14 hari pada bayi kurang
bulan
-
Ikterus
disertai BB < 2000 gr, massa sestasi < 36 minggu, asfiksia, hipoksia,
sindrom yang pernafasan, infeksi.
Ø Ikterus
Patologis
-
Ikterus
yang mempunyai dasar Patologis
-
Kadar
Bilirubinnya mencapai nilai hiperbilirubinemia
MACAM-MACAM
IKTERUS
a.
Ikterus
Hemolitik
b.
Ikterus
Berkepanjangan
c.
Ikterus
Prematuritas
d.
Kern
Ikterus
IKTERUS
HEMOLITIK DAN PENANGANANNYA
-
Ikterus
Hemolitik : Ikterus ikterus yang timbul saat Bayi Baru Lahir yang timbul <
24 jam
-
Tanda-tandanya
·
Pucat
saat lahir
·
HB
< 13 g/dl
·
Test
Comb (-)
-
Penanganan
·
Terapi
sinar bila kadar Bilirubin sesuai indikasi
·
Rujuk
untuk transfusi tukar
·
Hindari
obat Antimalaria, golongan sulfa, Aspirin untuk mencegah krisis hemolisis
·
Transfusi
darah bila HB < 12 g/dl
Setelah terapi sinar dihentikan
·
Observasi
24 jam, cek kadar bilirubin
·
Bila
ikterus lagi, lihat kadar bilirubin apakah perlu terapi sinar lagi
·
Ulangi
terus sampai kadar bilirubin normal
·
Bila
kencing gelap, feces pucat tangani sebagai prolonged jaundice
·
Follow
up cek Hb/mg selama 4 mgg
·
Bila
Hb < 19 gr beri transfusi darah
PROLONGED
JAUNDICE DAN PENANGANANNYA
-
Prolonged
Jaundice : Jika > 2 minggu masih Ikterus/terus berlanjut
Tanda-tandanya
-
Aterm
2 minggu masih Ikterus
-
Urobilin
: urin yang pekat → Bilirubin ↑
-
Feses
pucat
-
Bilirubin
Direct
Penanganan
-
Hentikan
terapi sinar
-
Bila
feses pucat, kencing kuning gelap, rujuk ke RS rujukan tingkat III atau dengan
fasilitas pelayanan specialis untuk pemantauan selanjutnya
-
Bila
ibu dengan tes sifilis (+) berikan terapi pada bayi untuk sifilis congenital
KERN
IKTERUS DAN PENANGANANNYA
-
Kern
Ikterus : Suatu kerusakan otak akibat perlengketan Bilirubin indirek pada otak.
Kern Ikterus ialah ensefalopati bilirubin yang biasanya ditemukan pada neonatus
cukup bulan dengan ikterus berat (bilirubin lebih dari 20 mg %) dan disertai
penyakit hemolitik berat dan pada autopsyditemukan bercak bilirubin pada otak.
Kern Ikterus secara klinis berbentuk kelainan syaraf spatis yang terjadi secara
kronik.
Usia bayi (jam)
|
Pertimbangan terapi sinar
|
Terapi sinar
|
Transfuse tukar bila terapi sinar intensif gagal
|
Transfuse tukar dan terapi sinar intensif
|
|
Kadar Bilirubin
|
Indirek
serum
|
Mg/dl
|
|
<
24
|
|
|
|
|
25
– 48
|
>
9
|
>
12
|
>
20
|
>
25
|
49
– 72
|
>
12
|
>
15
|
>
25
|
>
30
|
>
72
|
>
15
|
>
17
|
>
25
|
>
30
|
Bayi lahir
kurang bulan perlu fototerapi jika :
Usia (Jam)
|
Berat lahir <
1500 g kadar bilirubin
|
BL 1500 – 2000 g
kadar bilirubin
|
BL > 2000 g
kadar bilirubin
|
< 24
|
> 4
|
> 4
|
> 5
|
25 – 48
|
> 5
|
> 7
|
> 8
|
49 – 72
|
> 7
|
> 8
|
> 10
|
> 72
|
> 8
|
> 9
|
> 12
|
- Tanda-tandanya
·
Tidak
mau menghisap
·
Letarghi
·
Mata
berputar
·
Gerakan
tidak menentu (involuntary movements)
·
Kejang
·
Tonus
otot meninggi
·
Leher
kaku dan akhirnya opistotonus
- Penanganan
·
Tangani
kejang
·
Lanjutkan
terapi sinar sampai dengan kadar Bilirubin Normal dengan menggunakan lampu,
tidak lebih 500 jam (untuk menghindari turunnya energy yang dihasilkan lampu.
Tekniknya Dalam Melakukan
Fototeraphy
·
Buka
pakaian bayi agar seluruh bagian tubuh bayi kena sinar
·
Tutup
kedua mata dan gonad dengan penutup yang memantulkan cahaya
·
Jarak
bayi dengan lampu + 40 cm
·
Ubah
posisi tiap 6 jam
·
Periksa
kadar bilirubin tiap 8 jam/min 1 x 24 jam
·
Lakukan
cek Hb berkala
·
Lakukan
observasi dan catat lama Fototeraphy
·
Sediakan
lampu 20 watt (8 – 10 bulan) di susun paralel
·
Beri
cukup ASI demngan mengeluarkan dari tempat dan membuka tutup mata, serta
observasi ada tidaknya iritasi
·
Pemeriksaan
tonus otot atau tingkat kesadaran
IKTERUS
PREMATUS DAN PENANGANANNYA
- Ikterus Prematur
: Ikterus yang timbul pada hari ke 2 – 5 yang terjadi pada bayi kecil < 2500
gr dengan UK < 37 Mingu
- Penanganan
·
Terapi
sinar bila kadar bilirubin sesuai
·
Bila
usia < 3 hari saat terapi sinar dihentikan, pantau Ikterus selama 24 jam
berikutnya
·
Bila
> 3 minggu, kencing gelap, feses pucat tangani sebagai prolonged jaundice
G.
TRANSFUSI TUKAR
- Transfusi tukar
adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan
pengambilan darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan
berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar
- Pada
hiperbilirubinemia, tindakan ini bertujuan mencegah, terjadinya ensefalopati
bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dan sirkulasi. Pada bayi
dengan isoimunisasi, transfuse tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu
mengeluarkan antibody maternal dari sirkulasi karena membantu mengeluarkan
antibodi maternal dan sirkulasi bayi sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut
dan memperbaiki anemia.
- Teknik Transfusi
Tukar
·
Simple
Double volume push – pull Tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena
umbilikalis/vena saphena magna. Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian
·
Isovolumetric
: Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis
dan dimasukkkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama
·
Partial
Exchange Transfusion : Transfusi Tukar sebagian, dilakukan biasanya pada bayi
dengan polisitemia di Indonesia. Untuk kedaruratan, Transfusi Tukar pertama
menggunakan golongan darah orhesus positif. (Sukardi, Abdurrahman dkk. 2000)
- Transfusi Tukar
harus dihentikan apabila :
·
Emboli
(emboli, bekuan darah), Trombosis
·
Hiperkalemia,
Hipernatremia, hipokalsemik, Asidosis, Hipoglikemia
·
Gangguan
pembekuan karena pemakaian Heparin
·
Perforasi
pembuluh darah
- Komplikasi
Transfusi Tukar
·
Vaskular
: Emboli udara/Trombus, Trombosis
·
Kelainan
jantung : aritmia, overload, henti jantung
·
Gangguan
Elektrolit : Hipo/Hiperkalsemia, Hipernatrem dan Asidosis
·
Koagulasi
: Trombositopenia, hepatinisasi berlebih
(Sukardi,
Abdurrahman dkk. 2000)
H.
MASALAH YANG DIHADAPI PADA BAYI LETARGHI
- Iri Table mudah
terangsang, sering menangis tanpa seba
- Mengantuk
- Aktivitas
berkurang
-
Tidak
sadar : Tidur yang dalam tidak merespons stimuli, tidak bereaksi terhadap
rangsangan sakit
LETARGHI KARENA SEPSIS
Ø
Beri cairan IV
Ø
Puasakan 12 jam
Ø
Ambil sample darah
lab. Kultur dan Hb
Ø
Bila kejang dan
ubun-ubun besar menonjol
-
Lumbal pungsi : lab.
Tx meningitis
Ø
Bila Hb < 10 gr%,
Hematokrit < 30%
-
Tranfusi
Ø
Beri antibiotic yang
sesuai
Ø
Beri ASI setelah 12
jam/mulai membaik
Ø
Obs. 24 jam, bila
membaik pulang
Ø
Ulang bila masih ada
tanda inf
Ø
Cek Hb dan Hematokrit
2xselama perawatan dan akan pulang
LETARGHI KARENA ASFIKSIA
Ø
Anamnesisi : - Resusitasi waktu lahir/tidak ada nafas
spontan paling tidak menit setelah terakir
-
Riwayat ibu infeksi
intia uteri, demam curiga infeksi berat/KP
-
Malas minum/tidak mau
minum
Ø
Pemeriksaan : - Bayi tampak sakit
-
Mengantuk/aktivitas
menurun
-
Iritable/gelisah
-
Latergi/rapuh
-
Gemetar
-
Tiba-tiba kondisi
memburuk
-
Tanda-tanda progresif
(suhu labil dan atau apnea)
I.
MANAGEJEMENT UMUM
LATERGHI KARENA OBAT
Ø
Bila RR < 30
x/menit, beri O2
Ø
Bila bayi tidak
bernapas/megap-megap CER < 20 x/menit lakukan resusitasi dengan balon dan
sungkup)
Ø
Bila masih letarghi
setelah 6 jam, tangani sesuai dengan dugaan sepsis/asfiksia
Managejement umum laterghi
Ø
Ambil sampel darah,
cek kadar glukosa darah, bila < 45 g/dl (2,6 µmol/l) tangani
untuk hipoglukemia
Ø
Beri dukungan pada ibu
untuk menyusui
Ø
Nilai tonus dan
aktivitas bayi minimal 1x/hari
Ø
Bila tampak
layuh/letarghi, hari-hari saat mengangkat dan mangubah posisi bayi, tahan
seluruh tubuh, terutama kepala
Ø
Tentukan kemungkinan
diagnosis
Letarghi : keadaan
lemah badan dan tidak ada dorongan untuk melakukan kegiatan nafsu tidur
berlebihan (apabila dibangunkan langsung tertidur kembali, muncul pada
penderita penyakit otak/keracunan (Surasmin, 2003).
Management umum letarghi karena suspect sepsis
Ø
Beri cairan IV
Ø
Puasakan 12 jam
Ø
Ambil sample darah :
lab. Kultur dan Hb
Ø
Bila kejang dan
ubun-ubun besar menonjol : lumbal pungsi : lab Tx meningitis
Ø
Bila Hb < 10 gr %
Hematokrit < 30 % : tranfusi
Management umum letarghi karena hipoglukemi
Ø
Beri antibiotik yang
sesuai
Ø
Beri ASI setelah 12
jam/mulai membaik
Ø
Observasi 24 jam,
membaik pulang
Ø
Ulangi bila masih ada
tanda infeksi
Ø
Cek Hb dan Hematokrit
selama perawatan dan akan pulang
penanganan dehidrasi berat pada bayi usia < 12 bulan,
jika jarak ke RS 1 jam, bidan punya NGT.
Ø
Beri rehidrasi dengan
orait melalui NGT 20 ml/kg BB/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg BB)
Ø
Periksa tiap 1-2 jam
Ø
Bila muntah terus dan
perut semakin kembung, beri cairan leboh lambat
Ø
Jika dalam 3 jam tidak
membaik, rujuk untuk pengobatan intravena
Ø
Periksa bayi setelah 6
jam/anak setelah 3 jam, klasifikasi lagi derajat dehidrasi, pilih rencana
terapi
J.
VENA SECTION
Suatu prosedur untuk
mendapatkan akses memasukkan cairan infuse melalui intravena. Apabila dengan
pemasangan infuse intravena yang langsung mengalami kegagalan/membutuhkan waktu
yang lama. Maka salah satu alternatifnya adalah dengan vena section (Ilmu
Kesehatan Anak).
Bagaimana penanganan dehidrasi berat
a.
Bila dapat memberikan
cairan IV
Ø
Beri cairan IV
secepatnya (100 ml/kg BB ; RL/NaCl)
usia
|
|
|
<
12 bulan
1-5
tahun
|
1 jam
(30 tetes mikro/menit)
30 menit
|
5 jam
(5
tetes makro/menit)
(14
tetes mikro/menit)
2,5
jam
|
Ulangi bila belum membaik
Ø
Beri oralit bila masih
bisa minum
Ø
Periksa tiap 1-2 jam
Ø
Jika belum membaik
beri tetesan cairan IV lebih cepat hingga nadi lebih kuat
Ø
Beri oralit 5 ml/kg BB
segera setelah anak mau minum
Bayi : 3-4 jam
Anak : 1-2 jam
Ø
Periksa bayi setelah 6
jam/ anak setelah 3 jam, klasifikasikan lagi derajat dehidrasi, pilih rencana
terapi
Ø
Membaik/tidak lakukan
rujukan segera
Bila tidak dapat memberikan cairan IV
b.
Apakah ada fasilitas
pemberian cairan IV terdekat? (30 menit)
Ya
Ø
Rujuk segera untuk
mendapatkan cairan IV
Ø
Jika anak masih bisa
minum bekali oralit untuk diminum selama dalam perjalanan
Bila tidak ada fasilitas pemberian cairan terdekat
c.
Apakah anda terlatih
memasang pipa NGT?
Ya (dan anak bisa minum)
Ø
Beri rehidrasi dengan
oralit melalui NGT 20 ml/kg BB/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg BB)
Ø
Periksa tiap 1-2 jam
Ø
Bila muntah terus dan
perut semakin kembung, berarti cairan lebih lambat
Ø
Jika dalam 3 jam tidak
membaik, rujuk untuk pengobatan intravena
Ø
Periksa bayi setelah 6
jam/anak setelah 3 jam
Klasifikasi lagi derajat dehidrasi, pilih rencana terapi
Komplikasi Dehidrasi Berat
Ø
Hipernatremia
Ø
Hiponatremia
Ø
Demam
Ø
Oedem
Ø
Asidosis
Ø
Hipokalemia
Ø
Kejang
Ø
Mal absorbsi dan
intoleransi laktosa
Ø
Mal absorbsi glukosa
Ø
Muntah
Ø
Gagl ginjal akut (GGA)
Tanda-tanda dehidrasi berat
Ø
Gelisah,
bingung/mengantuk
Ø
Mulut, kulit dan membran
lendir yang sangat kering
Ø
Tidak/kurang
berkeringat
Ø
Sedikit/tidak berkemih
dan urin yang keluar berwarna gelap
Ø
Mata cekung
Ø
Kulit kering dan
berkurang kekenyalannya
Ø
Pada bayi ubun-ubunnya
bila diraba akan terasa cekung
Ø
Tekanan darah rendah
Ø
Detak jantung cepat
Ø
Demam
Ø
Terjadi hilangnya
kesadaran
(Khosim, M. Sholeh, dkk, 2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar