Minggu, 26 Februari 2012

KEGAWATDARURATAN NEONATUS


KEGAWATDARURATAN NEONATUS

A.     PENANGANAN HIPOGLUKEMI
a.        Bila gadar gula darah < 25 mg
Ø  Pasang jalur IV bila belum terpasang
Ø  Beri glukosa 10% 2 ml IV bolus pelan dalam 5 menit
Ø  Kalau Jalur IV tidak cepat, berikan melaui NGT dengan dosis sama
Ø  Infuse glukosa 10%
Ø  Cek kadar glukosa darah 1 jam setelah bolus, kemudian per 3 jam
Ø  Lanjutkan infus
b.       Bila kadar darah 25-45 mg
Ø  Lanjutkan infuse
Ø  Cek glukosa dalam per 3 jam hingga 45 mg/dl atau lebih
c.        Kadar gula darah ≥ 45 mg
Ø  Jika bayi mendapat cairan IV : cek per 12 jam
Ø  Jika bayi tidak mendapat cairan IV cek per 12 jam, 2x
-   Jika turun : tangani
-   Jika normal : hentikan pengukuran

B.     KLASIFIKASI SUHU TUBUH ABNORMAL DAN GEJALANYA
a.        Hipotermi sedang : dimana suhu BBL 36-364 0C
Gejala :
Ø  Suhu 36-364 0C
Ø  Akral dingin
Ø  Gerakan bayi kurang normal
Ø  Kemampuan menghisap lemah
Ø  Kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata)
Ø  Tangisan lemah
Ø  Aktivitas berkurang latarghi
Penanganan :
Ø  Ganti pakaian dingin dan basah dengan pakaian hangat
Ø  Bila ada ibu/pengganti ibu, KMC/perawatan bayi lekat bila tidak ada ibu
Ø  Hangatkan dengan alat pemancar panas/incubator
Ø  Cek suhu alat penghangat dan suhu ruangan, berikan ASI peras
Ø  Hindari paparan panas yang berlebihan dan sering ubah posisi
Ø  ASI lebih sering
Ø  Minta ibu mengenalai kegawatan dan segera cari pertolongan bila ada
b.       Hipotermi berat : dimana suhu BBL < 36 0C
Gelaja :
Ø  Suhu < 36 0C
Ø  Seluruh tubuh teraba dingin
Ø  Mengantuk/letargis
Ø  Sklerema (ada bagian tubuh yang mengeras dan berwarna merah)
Ø  Bibir dan kuku kebiruan
Ø  Pernapasan lambat
Ø  Pernapasan tidak teratur
Ø  Bunyi jantung lemah/lambat
Ø  Mungkin timbul hipoglukemia dan asidosis metabolik
Penanganan :
Ø  Hangatkan tubuh bayi
Ø  Jika 1 jam suhu tidak naik, rujuk segera
Ø  Pertahankan kadar gula darah
Ø  Anjurkan ibu menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan rujukan
Ø  Lakukan rujukan segera
c.        Hipertermi : dimana suhu bayi > 375 0C
Gejala :
Ø  Suhu > 375 0C
Ø  Terdapat tanda-tanda dehidrasi
-   Elastisitas kulit menurun
-   Mata dan ubun-ubun besar cekung
-   Lidah dan membrane mukosa kering
-   BB menurun
-   Banyaknya air berkemih berkurang
Ø  Malas minum
Ø  RR > 60 x/menit
Ø  Letarghi
Ø  Irritable
Penanganan :
Ø  Bayi dipindahkan keruangan yang sejuk dengan suhu kamar sekitar 26-280C
Ø  Tubuh bayi di seka dengan kain basah sampai suhu tubuh bayi normal

C.     HIPERTERMI KARENA PAPARAN PANAS DAN BUKAN PAPARAN PANAS
Karena paparan panas
Ø  Letakkan pada suhu ruangan (25-280C)
Ø  Lepaskan sebagian/seluruh pakaian
Ø  Cek suhu aksila /jam
Ø  Bila > 390C kompres/mandikan dalam air yang suhunya 40C lebih rendah dari tubuh bayi
Ø  Jangan gunakan air dingin
Ø  Turunkan suhu penghangat
Ø  Buka inkubator sampai dengan suhu normal
Ø  Lepaskan sebagian /seluruh pakaian dalam 10 menit
Ø  Cek suhu/jam sampai dengan normal
Ø  Cek suhu inkubator /jam sampai dengan normal
Bukan kerena paparan panas
Ø  Tepai untuk suspect sepsis
Ø  Letakkan pada suhu ruangan (25-280C)
Ø  Lepaskan sebagian seluruh pakaian
Ø  Cek suhu aksila/jam

D.     PENANGANAN HIPOTERMI SEDANG DAN BERAT
Penanganan hipotermi sedang
Ø  Ganti pakaian dingin dan basah dengan pakaian hangat
Ø  Bila ada ibu/penggati ibu, KMC/perawatan bayi lekat
Ø  Bila tidak ada ibu
Ø  Hangatkan dengan alat pemancar panas/inkubator
Ø  Cek suhu alat penghangat dan suhu ruangan, beri ASI peras
Ø  Hindari paparan panas yang berlebihan dan sering ubah posisi
Ø  ASI lebih sering
Ø  Minta ibu mengenali kegawatan dan segera cari pertolongan bila ada
Penanganan hipotermi berat
Ø  Hangatkan tubuh bayi
Ø  Bila 1 jam suhu tubuh tidak naik, segera rujuk
Ø  Pertahankan kadar gula darah
Ø  Anjurkan ibu menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan rujukan
Ø  Lakukan rujukan segera

E.     CARA MENGHANGATKAN BAYI
Ø  Kontak kulit dengan kulit
Ø  KMC/kangaroo mother care
Ø  Pemancar panas
Ø  Inkubator
Ø  Ruangan yang hangat
Ø  Tempatkan bayi diruangan yang hangat, jangan ber AC
Ø  Menyusui juga bisa membuat si kecil merasa hangat
Ø  Gunakan tutup kepala karena 25% panas hilang pada bayi baru lahir melalui kepala
Ø  Dekap bayi diantara payudara ibu dengan posisi bayi telungkup dan posisi kaki seperti kodok serta kepala menoleh ke suatu sisi
Ø  Metode ini dapat dilakukan pada ibu, bapak/anggota keluaraga dewasa lainnya
(Sudoyo, Ari. W dkk,             )
Kontak Kulit dengan kulit
Kontak kulit bayi dengan ibu dapat mempertahankan suhu bayi dan mencegah bayi kedinginan. Keuntungan selain bisa memberikan kehangatan bayi juga akan lebih sering menetek, banyak tidur, tidak rewel dan kenaikan BB lebih cepat.


KMC (perawatan bayi lekat/PBL)
-   Kontak kulit ibu-bayi secara dini terus menerus dikombinasi ASI ekslusif
-   Untuk menstabilkan bayi hingga BB 2500 gr
-   Tidak untuk ibu yang memiliki penyakit berat
-   Tidak untuk bayi sehat (sepsis atau gangguan napas berat)
-   Dirokemndasikan pada bayi dengan BB < 1800 gr
Pemancar panas
Ø  Untuk bayi sakit dengan BB ≥ 1500 gr
Ø  Untuk pemeriksaan awal bayi
Ø  Selama dilakukan tindakan
Ø  Menghangatkan kembali bayi hipotermi
Ø  Suhu ruangan minimal 220C
Ø  Atur suhu (36-370C)
Inkubator
-        Penghangatan berkelanjutan dengan BB < 1500 gr
-        Untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan nafas berat)
Ruangan Yang Hangat
-        Untuk merawat bayi dengan BB < 2500 gr yang tidak memerlukan tindakan diagnostic/prosedur pengobatan
-        Tidak untuk bayi sakit berat
-        Paling rendah 26oC
-        BBl 1500 – 1000 suhu ruangan 28 – 30oC
-        BBl > 2000 suhu ruangan 26 – 28oC

F.     IKTERUS FISIOLOGIS DAN PATOLOGIS
Ø  Ikterus Fisiologis
-        Ikterus yang timbul pada hari ke 2 dan ke 3
-        Tidak mempunyai dasar patologis
-        Keadaannya tidak melampaui kadar kadar yang membahayakan
-        Tidak mempunyai potensi menjadi Kern Ikterus
-        Tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi
-        Umumnya terjadi pada BBL, kadar Bilirubin tak terkonjugasi pada minggu pertama > 2 mg/dl. Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula kadar bilirubin akan mencapai puncak sekitar 6 -8 mg/dl pada hari ke 3, kemudian akan menurun cepat selama 2 – 3 hari diikuti dengan penurunan yang lambat sebesar 1 mg/dl selama 1 – 2 Minggu. Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar Bilirubin akan mencapai kadar yang lebih tinggi (7 – 14 MS/dl) dan penurunan terjadi lebih lambat. Bisa terjadi dalam waktu 2 – 4 Minggu, bahkan dapat mencapai waktu 6 minggu.
-        Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam
-        Setiap peningkatan kadar Bilirubin serum yang memerlukan Fototweraphy
-        Peningkatan kadar Bilirubin total serum 0,5 mg/dl/jam
-        Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi (muntah, lerargis, malas menetek, penurunan BB yang cepat, apnea, Takipnea/suhu yang tidak stabil)
-        Ikterus bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan/setelah 14 hari pada bayi kurang bulan
-        Ikterus disertai BB < 2000 gr, massa sestasi < 36 minggu, asfiksia, hipoksia, sindrom yang pernafasan, infeksi.
Ø  Ikterus Patologis
-        Ikterus yang mempunyai dasar Patologis
-        Kadar Bilirubinnya mencapai nilai hiperbilirubinemia

MACAM-MACAM IKTERUS
a.       Ikterus Hemolitik
b.      Ikterus Berkepanjangan
c.       Ikterus Prematuritas
d.      Kern Ikterus
  
IKTERUS HEMOLITIK DAN PENANGANANNYA
-        Ikterus Hemolitik : Ikterus ikterus yang timbul saat Bayi Baru Lahir yang timbul < 24 jam
-        Tanda-tandanya
·         Pucat saat lahir
·         HB < 13 g/dl
·         Test Comb (-)
-        Penanganan
·         Terapi sinar bila kadar Bilirubin sesuai indikasi
·         Rujuk untuk transfusi tukar
·         Hindari obat Antimalaria, golongan sulfa, Aspirin untuk mencegah krisis hemolisis
·         Transfusi darah bila HB < 12 g/dl
Setelah terapi sinar dihentikan
·         Observasi 24 jam, cek kadar bilirubin
·         Bila ikterus lagi, lihat kadar bilirubin apakah perlu terapi sinar lagi
·         Ulangi terus sampai kadar bilirubin normal
·         Bila kencing gelap, feces pucat tangani sebagai prolonged jaundice
·         Follow up cek Hb/mg selama 4 mgg
·         Bila Hb < 19 gr beri transfusi darah

PROLONGED JAUNDICE DAN PENANGANANNYA
-        Prolonged Jaundice : Jika > 2 minggu masih Ikterus/terus berlanjut
Tanda-tandanya
-          Aterm 2 minggu masih Ikterus
-          Urobilin : urin yang pekat  → Bilirubin ↑
-          Feses pucat
-          Bilirubin Direct
Penanganan
-          Hentikan terapi sinar
-          Bila feses pucat, kencing kuning gelap, rujuk ke RS rujukan tingkat III atau dengan fasilitas pelayanan specialis untuk pemantauan selanjutnya
-          Bila ibu dengan tes sifilis (+) berikan terapi pada bayi untuk sifilis congenital

KERN IKTERUS DAN PENANGANANNYA
-         Kern Ikterus : Suatu kerusakan otak akibat perlengketan Bilirubin indirek pada otak. Kern Ikterus ialah ensefalopati bilirubin yang biasanya ditemukan pada neonatus cukup bulan dengan ikterus berat (bilirubin lebih dari 20 mg %) dan disertai penyakit hemolitik berat dan pada autopsyditemukan bercak bilirubin pada otak. Kern Ikterus secara klinis berbentuk kelainan syaraf spatis yang terjadi secara kronik.

Usia bayi (jam)
Pertimbangan terapi sinar
Terapi sinar
Transfuse tukar bila terapi sinar intensif gagal
Transfuse tukar dan terapi sinar intensif

Kadar Bilirubin
Indirek serum
Mg/dl

< 24




25 – 48
> 9
> 12
> 20
> 25
49 – 72
> 12
> 15
> 25
> 30
> 72
> 15
> 17
> 25
> 30

Bayi lahir kurang bulan perlu fototerapi jika :
Usia (Jam)
Berat lahir < 1500 g kadar bilirubin
BL 1500 – 2000 g kadar bilirubin
BL > 2000 g kadar bilirubin
< 24
> 4
> 4
> 5
25 – 48
> 5
> 7
> 8
49 – 72
> 7
> 8
> 10
> 72
> 8
> 9
> 12



-       Tanda-tandanya
·         Tidak mau menghisap
·         Letarghi
·         Mata berputar
·         Gerakan tidak menentu (involuntary movements)
·         Kejang
·         Tonus otot meninggi
·         Leher kaku dan akhirnya opistotonus
-       Penanganan
·         Tangani kejang
·         Lanjutkan terapi sinar sampai dengan kadar Bilirubin Normal dengan menggunakan lampu, tidak lebih 500 jam (untuk menghindari turunnya energy yang dihasilkan lampu.
Tekniknya Dalam Melakukan Fototeraphy
·         Buka pakaian bayi agar seluruh bagian tubuh bayi kena sinar
·         Tutup kedua mata dan gonad dengan penutup yang memantulkan cahaya
·         Jarak bayi dengan lampu + 40 cm
·         Ubah posisi tiap 6 jam
·         Periksa kadar bilirubin tiap 8 jam/min 1 x 24 jam
·         Lakukan cek Hb berkala
·         Lakukan observasi dan catat lama Fototeraphy
·         Sediakan lampu 20 watt (8 – 10 bulan) di susun paralel
·         Beri cukup ASI demngan mengeluarkan dari tempat dan membuka tutup mata, serta observasi ada tidaknya iritasi
·         Pemeriksaan tonus otot atau tingkat kesadaran
IKTERUS PREMATUS DAN PENANGANANNYA
-      Ikterus Prematur : Ikterus yang timbul pada hari ke 2 – 5 yang terjadi pada bayi kecil < 2500 gr dengan UK < 37 Mingu
-       Penanganan
·         Terapi sinar bila kadar bilirubin sesuai
·         Bila usia < 3 hari saat terapi sinar dihentikan, pantau Ikterus selama 24 jam berikutnya
·         Bila > 3 minggu, kencing gelap, feses pucat tangani sebagai prolonged jaundice
G.     TRANSFUSI TUKAR
-       Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengambilan darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar
-       Pada hiperbilirubinemia, tindakan ini bertujuan mencegah, terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dan sirkulasi. Pada bayi dengan isoimunisasi, transfuse tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibody maternal dari sirkulasi karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dan sirkulasi bayi sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia.
-       Teknik Transfusi Tukar
·         Simple Double volume push – pull Tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis/vena saphena magna. Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian
·         Isovolumetric : Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama
·         Partial Exchange Transfusion : Transfusi Tukar sebagian, dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia di Indonesia. Untuk kedaruratan, Transfusi Tukar pertama menggunakan golongan darah orhesus positif. (Sukardi, Abdurrahman dkk. 2000)
-       Transfusi Tukar harus dihentikan apabila :
·         Emboli (emboli, bekuan darah), Trombosis
·         Hiperkalemia, Hipernatremia, hipokalsemik, Asidosis, Hipoglikemia
·         Gangguan pembekuan karena pemakaian Heparin
·         Perforasi pembuluh darah
-       Komplikasi Transfusi Tukar
·         Vaskular : Emboli udara/Trombus, Trombosis
·         Kelainan jantung : aritmia, overload, henti jantung
·         Gangguan Elektrolit : Hipo/Hiperkalsemia, Hipernatrem dan Asidosis
·         Koagulasi : Trombositopenia, hepatinisasi berlebih
(Sukardi, Abdurrahman dkk. 2000)
H.     MASALAH YANG DIHADAPI PADA BAYI LETARGHI
-       Iri Table mudah terangsang, sering menangis tanpa seba
-       Mengantuk
-       Aktivitas berkurang
-       Tidak sadar : Tidur yang dalam tidak merespons stimuli, tidak bereaksi terhadap rangsangan sakit
LETARGHI KARENA SEPSIS
Ø  Beri cairan IV
Ø  Puasakan 12 jam
Ø  Ambil sample darah lab. Kultur dan Hb
Ø  Bila kejang dan ubun-ubun besar menonjol
-   Lumbal pungsi : lab. Tx meningitis
Ø  Bila Hb < 10 gr%, Hematokrit < 30%
-   Tranfusi
Ø  Beri antibiotic yang sesuai
Ø  Beri ASI setelah 12 jam/mulai membaik
Ø  Obs. 24 jam, bila membaik pulang
Ø  Ulang bila masih ada tanda inf
Ø  Cek Hb dan Hematokrit 2xselama perawatan dan akan pulang
LETARGHI KARENA ASFIKSIA
Ø  Anamnesisi      :  -    Resusitasi waktu lahir/tidak ada nafas spontan paling tidak menit setelah terakir
-   Riwayat ibu infeksi intia uteri, demam curiga infeksi berat/KP
-   Malas minum/tidak mau minum


Ø  Pemeriksaan    :  -    Bayi tampak sakit
-   Mengantuk/aktivitas menurun
-   Iritable/gelisah
-   Latergi/rapuh
-   Gemetar
-   Tiba-tiba kondisi memburuk
-   Tanda-tanda progresif (suhu labil dan atau apnea)
I.        MANAGEJEMENT UMUM LATERGHI KARENA OBAT
Ø  Bila RR < 30 x/menit, beri O2
Ø  Bila bayi tidak bernapas/megap-megap CER < 20 x/menit lakukan resusitasi dengan balon dan sungkup)
Ø  Bila masih letarghi setelah 6 jam, tangani sesuai dengan dugaan sepsis/asfiksia
Managejement umum laterghi
Ø  Ambil sampel darah, cek kadar glukosa darah, bila < 45 g/dl (2,6 µmol/l) tangani untuk hipoglukemia
Ø  Beri dukungan pada ibu untuk menyusui
Ø  Nilai tonus dan aktivitas bayi minimal 1x/hari
Ø  Bila tampak layuh/letarghi, hari-hari saat mengangkat dan mangubah posisi bayi, tahan seluruh tubuh, terutama kepala
Ø  Tentukan kemungkinan diagnosis
Letarghi  :  keadaan lemah badan dan tidak ada dorongan untuk melakukan kegiatan nafsu tidur berlebihan (apabila dibangunkan langsung tertidur kembali, muncul pada penderita penyakit otak/keracunan (Surasmin, 2003).
Management umum letarghi karena suspect sepsis
Ø  Beri cairan IV
Ø  Puasakan 12 jam
Ø  Ambil sample darah : lab. Kultur dan Hb
Ø  Bila kejang dan ubun-ubun besar menonjol : lumbal pungsi : lab Tx meningitis
Ø  Bila Hb < 10 gr % Hematokrit < 30 % : tranfusi

Management umum letarghi karena hipoglukemi
Ø  Beri antibiotik yang sesuai
Ø  Beri ASI setelah 12 jam/mulai membaik
Ø  Observasi 24 jam, membaik pulang
Ø  Ulangi bila masih ada tanda infeksi
Ø  Cek Hb dan Hematokrit selama perawatan dan akan pulang
penanganan dehidrasi berat pada bayi usia < 12 bulan, jika jarak ke RS 1 jam, bidan punya NGT.
Ø  Beri rehidrasi dengan orait melalui NGT 20 ml/kg BB/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg BB)
Ø  Periksa tiap 1-2 jam
Ø  Bila muntah terus dan perut semakin kembung, beri cairan leboh lambat
Ø  Jika dalam 3 jam tidak membaik, rujuk untuk pengobatan intravena
Ø  Periksa bayi setelah 6 jam/anak setelah 3 jam, klasifikasi lagi derajat dehidrasi, pilih rencana terapi
J.       VENA SECTION
Suatu prosedur untuk mendapatkan akses memasukkan cairan infuse melalui intravena. Apabila dengan pemasangan infuse intravena yang langsung mengalami kegagalan/membutuhkan waktu yang lama. Maka salah satu alternatifnya adalah dengan vena section (Ilmu Kesehatan Anak).
Bagaimana penanganan dehidrasi berat
a.        Bila dapat memberikan cairan IV
Ø  Beri cairan IV secepatnya (100 ml/kg BB ; RL/NaCl)
usia


< 12 bulan


1-5 tahun
1 jam
(30 tetes mikro/menit)

30 menit
5 jam
(5 tetes makro/menit)
(14 tetes mikro/menit)
2,5 jam
Ulangi bila belum membaik
Ø  Beri oralit bila masih bisa minum
Ø  Periksa tiap 1-2 jam
Ø  Jika belum membaik beri tetesan cairan IV lebih cepat hingga nadi lebih kuat
Ø  Beri oralit 5 ml/kg BB segera setelah anak mau minum
Bayi : 3-4 jam
Anak : 1-2 jam
Ø  Periksa bayi setelah 6 jam/ anak setelah 3 jam, klasifikasikan lagi derajat dehidrasi, pilih rencana terapi
Ø  Membaik/tidak lakukan rujukan segera
Bila tidak dapat memberikan cairan IV
b.        Apakah ada fasilitas pemberian cairan IV terdekat? (30 menit)
Ya
Ø  Rujuk segera untuk mendapatkan cairan IV
Ø  Jika anak masih bisa minum bekali oralit untuk diminum selama dalam perjalanan
Bila tidak ada fasilitas pemberian cairan terdekat
c.        Apakah anda terlatih memasang pipa NGT?
Ya (dan anak bisa minum)
Ø  Beri rehidrasi dengan oralit melalui NGT 20 ml/kg BB/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg BB)
Ø  Periksa tiap 1-2 jam
Ø  Bila muntah terus dan perut semakin kembung, berarti cairan lebih lambat
Ø  Jika dalam 3 jam tidak membaik, rujuk untuk pengobatan intravena
Ø  Periksa bayi setelah 6 jam/anak setelah 3 jam
Klasifikasi lagi derajat dehidrasi, pilih rencana terapi
Komplikasi Dehidrasi Berat
Ø  Hipernatremia
Ø  Hiponatremia
Ø  Demam
Ø  Oedem
Ø  Asidosis
Ø  Hipokalemia
Ø  Kejang
Ø  Mal absorbsi dan intoleransi laktosa
Ø  Mal absorbsi glukosa
Ø  Muntah
Ø  Gagl ginjal akut (GGA)
Tanda-tanda dehidrasi berat
Ø  Gelisah, bingung/mengantuk
Ø  Mulut, kulit dan membran lendir yang sangat kering
Ø  Tidak/kurang berkeringat
Ø  Sedikit/tidak berkemih dan urin yang keluar berwarna gelap
Ø  Mata cekung
Ø  Kulit kering dan berkurang kekenyalannya
Ø  Pada bayi ubun-ubunnya bila diraba akan terasa cekung
Ø  Tekanan darah rendah
Ø  Detak jantung cepat
Ø  Demam
Ø  Terjadi hilangnya kesadaran
(Khosim, M. Sholeh, dkk, 2008).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar