1.1.
Definisi Diare
Diare
adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari
biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi
tinja dari penderita (Depkes RI, Kepmenkes RI tentang pedoman P2D, Jkt, 2002).
Jika
ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan konsistensi
feses (tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya
bisa terjadi lebih dari dua kali sehari dan berlangsung dalam jangka waktu lama
tapi kurang dari 14 hari. Seperti diketahui, pada kondisi normal, orang
biasanya buang besar sekali atau dua kali dalam sehari dengan konsistensi feses
padat atau keras.
1.2.
Penyebab
Menurut
Dr. Haikin Racmat, MSc., penyebab diare dapat diklasifikasikan menjadi enam
golongan :
1.
Infeksi yang disebabkan bakteri, virus
dan parasit
2.
Adanya gangguan penyerapan makanan atau
disebut malabsorbsi
3.
Alergi
4.
Keracunan bahan kimia atau racun yang
terkadang dalam makanan
5.
Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh
yang menurun
6.
Penyebab lain
Direktur
Pemberantasan Penyakit menular Langsung (PPML), Ditjen Pemberantasan Penyakit
menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Depkes yang sering ditemukan
dilapangan adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan. Setelah melalui
pemeriksaan laboratorium, sumber penularannya berasal dari makanan atau minuman
yang tercemar virus. Konkretnya, kasus diare berkaitan dengan masalah
lingkungan dan perilaku. Perubahan dari musim kemarau ke musim penghujan yang
menimbulkan banjir, kurangnya sarana air bersih, dan kondisi lingkungan yang
kurang bersih menyebabkan meningkatnya kasus diare. Fakta yang ada menunjukkan
sebagian besar pasien ternyata tinggal di kawasan kurang bersih dan tidak
sehat.
Saat
persediaan air bersih sangat terbatas, orang lantas menggunakan air sungai yang
jelas-jelas kotor oleh limbah. Bahkan menjadi tempat buang air besar. Jelas
airnya tak bisa digunakan. Jangan heran kalau kemudian penderita diare sangat
banyak karena menggunakan air yang sudah tercemar oleh kuman maupun zat kimia
yang meracuni tubuh. Masalah perilaku juga bisa menyebabkan seseorang mengalami
diare. Misalnya, mongkonsumsi makanan atau minuman yang tidak bersih, sudah
tercemar, dan mengandung bibit penyakit. Jika daya tahan tubuh ternyata lemah,
alhasil terjadilah diare.
1.3.
Pencegahan Diare
Diare
termasuk penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting disease).
Meskipun demikian, jangan remehkan diare karena dapat mengancam jiwa. Dua
pembunuh terbesar anak-anak balita (bawah lima tahun) adalah diare dan radang
paru-paru.
Pencegahan
yang dapat kita lakukan adalah dengan mengusahakan lingkungan yang bersih dan
sehat, yaitu :
1.
Usahakan untuk selalu mencuci tangan
sebelum menyentuh makanan.
2.
Usahakan pula menjaga kebersihan
alat-alat makan
3.
Sebaiknya air yang diminum memenuhi
kebutuhan sanitasi standar di lingkungan tempat tinggal. Air dimasak
benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
4.
Tutup makanan dan minuman yang tersedia
di meja
5.
Setiap kali habis pergi usahakan selalu
mencuci tangan, kaki, dan muka.
6.
Biasakan anak untuk makan di rumah dan
tidak jajan di sembarang tempat. Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke
sekolah
7.
Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat
dilingkungan tempat tinggal, seperti air bersih dan jamban (juga jamban
tetangga) dengan air atau sumber sedikitnya 10 meter agar air tidak
terkontaminasi. Dengan demikian, warga bisa menggunakan air bersih untuk
kebersihan sehari-hari, untuk memasak, mandi dan sebagainya.
1.4.
Cara Penularan
Infeksi
oleh agen penyebab terjadi bila makanan atau air minum yang terkontaminasi
tinja atau muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi bila
tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan.
Selain
itu penyakit diare juga ditularkan melalui :
·
Pemakaian botol susu yang tidak bersih
(pada bayi)
·
Menggunakan sumber air yang tercemar
·
Buang air besar di sembarang tempat
·
Pencemaran makanan oleh serangga (lalat,
kecoa, dll) atau oleh tangan yang kotor
1.5.
Pengobatan
Nafrialdi
menjelaskan, bahwa diare sebenarnya dapat terjadi karena beberapa sebab,
seperti peradangan usus, akibat cholera, disentri, terserang bakteri dan virus
penyakit.
Faktor
penyebab selanjutnya karacunan makanan, dan tidak tahan terhadap makanan
tertentu seperti susu yang mengandung lemak dan lactosa. Dari sinilah kita
mengenal sebuah kelainan lactose intolerance sebuah kondisi dimana lactase,
sebuah enzim dalam tubuh diperlukan untuk mencrna laktiosa, salah satu
kandungan pada susu dan produk turunannya, sehingga ujung-ujungnya dapat
menyebabkan diare. Untuk yang terakhir apabila seorang menggunakan antibiotika
yang berlebihan dan dalam rentang waktu yang lama, antibiotik bisa saja
membunuh bakteri baik usus, sehingga rentan terkenan kuman penyakit yang mudah
memicu terjadinya diare.
Cara
tepat untuk mengatasi diare amat diperlukan karena dapat mencegah dehidrasi dan
mengurangi frekuensi diare, seperti salah satunya dengan cairan rehidrasi dan
obat antidiare. Nah, bahan aktif yang baik digunakan untuk obat antidiare
antara lain attapulgiite dan pectin, misalnya seperti yang dikandung oleh
entrostop.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1.
Kesimpulan
Sekitar
80% kematian karena diare terjadi pada anak dibawah 2 tahun. Diare merupakan
salah satu faktor penyebab kematian kedua terbesar pada balita, nomer 3 bagi
bayi, serta nomor 5 bagi semua umur.
Diare
adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari
biasanya (3 lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi
tinja dari penderita (Depkes RI, Kepmenkes RI tentang pedoman P2D, Jkt, 2002).
3.2.
Saran
Berdasarkan
data-data diatas,maka perlu untuk membahas mengenai persoalan penyakit diare
sebagai penyumbang penyebab tertinggi kedua kematian anak, sehingga semua pihak
dapat mengupoayakan strategi dalam rangka mengurangi kematian anak akibat diare
demi peningkatan kualitas anak.
BAB IV
PENUTUP
Demikianlah
makalah tentang penyakit diare kami buat, dalam makalah ini terdapat penyebab
penyakit tersebut dan penularan sampai cara penanggulangannya. Makalah ini
dibuat untuk menjadi pengingat kita tentang kebersihan diri dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Mansjoer, Arif dkk.2000. Kapita
Selekta Edisi jilid 4. Jakarta : media Aescalapius FKUI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar