Minggu, 26 Februari 2012

INFEKSI NIFAS


Infeksi Nifas
Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit naik antara 372-37.8°C oleh karena resorpsi benda-benda dalarn rahim dan mulainya laktasi, dalam hal ini disebut demain resorpsi. Hal ini adalah normal.
Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genitalia dalarn masa nifas.
Masuknya kuman-kuman dapat terjadi dalam kehamilan, waktu peralinan dan nifas. Demam nifas adalah demam dalam masa nifas oleh sebab apapun.
Morbiditas Puerpuralis adalah kenaikan suhu badan sampai 38°C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama postpartum, kecuali pada hari pertama. Suhu diukur 4 kali sehari secara oral (dari mulut).

A.    ETIOLOGI
Bermacam – macam jalan kuman masuk ke dalam alat kandungan. seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh), dan eadagen (dari jalan lahir sendiri). Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni normal jalan lahir.
Kuman-kunnan yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah:
(1)   Streptococcus haemoliticus aerobic
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan penolong, dan sebagainya.
(2)   Staphylococcus aureus
Masuk sccara eksogen, infeksinya sedang, banyak clitemukan sebagai penyebab infeksi di rumah sakit.
(3)   Escherichia coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas.
(4)   Clostridium welchii
Kuman anaerobik yang sangat berbahaya, sering ditemukan pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit.


Ø  Cara Terjadnya Infeksi
·         Manipulasi penolong yang tidak suci hama, atau pemeriksaan dalam yang berulang-ulang dapat membawa bakteri yang sudah ada ke dalam rongga rahim
·         Alat-alat yang tidak suci hama
·         Infeksi droplet, sarung tangan dan alat-alat terkena infeksi kontaminasi yang berasal dari hidung, tenggorokan dari penolong dan pembantunya atau oang lain.
Karena itu penolong dan petugas kamar bersalin dan kamar operasi diharuskan memakai penutup mulut dan hidung (masker).
·         Infeksi rumah sakit (hospital infection)
·         Dalam rumah sakit banyak sekali kuman-kuman patogen berasal dan penderita-penderita di seluruh rumah sakit.
·         Kuman-kuman ini terbawa oleh udara air, alat-alat, dan benda-benda rumah sakit yang sering dipakai para penderita (handuk, kain-kain lainnya).
·         Koitus pada akhir kehamilan sebenarnya tidak begitu berbahaya. kecuali bila ketuban sudah pecah.
·         Infeksi intrapartum, sering dijumpai pada partus lama, partus terlantar, ketuban pecah lama, terlalu sering pemeriksaan dalam. Gejalanya adalah demam, dehidrasi, lekositosis, takikardi, denyut jantung janin naik, dan air ketuban berbau serta berwarna keruh kehijauan. Dapat terjadi amniotis, korionitis, dan bila berlanjut dapat terjadi infeksi janin dan infeksi umum.

B.     PREDISPOSISI
·         Partus lama, partus terlantar, dan ketuban pecah lama
·         Tindakan obstetri operatif baik pervaginaan maupun perabdominal
·         Tertinggalnya sisa-sisa uri, selaput ketuban, dan bekuan darah dalam rongga rahim
·         Keadaan-keadaan yang menurunkan daya tahan seperti perdarahan, kelelahan, malnutrisi, pre-ekiamsi, ekiamsi, dan penyakit ibu lainnya (penyakit jantung, tuberkulosis paru, pneumonia, dan lain-lain).



C.    FREKUENSI
Secara umum frekuensi infeksi puerperalis adalah sekitar 1-3%. Secara proporsional angka infeksi menurut jenis infeksi adalah:
-        Infeksi jalan lahir 25 sampai 55% dan kasus infeksi
-        Infeksi saluran kencing 30 – 60% dan kasus infeksi
-        Infeksi pada mamma 5—10% dan kasus infeksi
-        Infeksi campuran 2-5% dari kasus infeksi.
Menurut kuman-kumannya angka infeksi proporsional adalah:
Infeksi genital
(1)   Potensial patogen. hidup normal dalam vagina:
Streptococcus anaerobik                                                                                         65-85%
Kuman gram negatif anaerobik                                                                              5%
Streptococcus haemolyticus (tidak termasuk group A)                                          1%
(2)   Bakteri yang berasal dari sekitar:
E.coli                                                                                                                      5—15%
Clostridium welchii                                                                                                jarang
(3)   Bakten yang berasal dari luar atau organ lain:
Staphylococcus                                                                                                       5-10%
Streptococcus haemolyticus (group A)                                                                  3%
lnfeksi non – genital
a.       Infeksi saluran kencing oleh E coli                                                                         90%
b.      lnfeksi payudara oleh staphylococcus                                                                    90%

D.    KLASIFIKASI
1.      Infeksi terbatas lokalisasinya pada perineum, vulva, serviks dan endometrium
2.      Inteksi yang menyebar ke tampat lain melalui: pembuluh dara vena. pembuluh limfe, dan endomentrium.
Infeksi yang Terlokalisir dl Jalan Leher
Biasanya terdapat pada tempat-tempat perluban jalan lahir brena tindakan pcrsalinan dan pada bekas insersi plasenta
a.       Vulvitis : luka bekas episiotomi atau robekan perineum yang kena infeksi
b.      Vaginitis: luka karena tindakan persalinan terinfeksi.
c.       Servisitis: infeksi pada serviks agak dalam dapat menjalar ke lig. latum dan parametrium.
d.      Endometritis: infeksi terjadi pada tempat insersi plasenta dan dalam waktu singkat dapat mengenai seluruh endometrium. Kalau tidak diobati dapat terjadi penjalaran keseluruh tubuh (septikemia). Ibu demam, lokia berbau, dan involusi tidak sempurna (sub-involusi).

Septikemia dan Piemia
Septikemia adalah keadaan dimana kuman-kuman dan atau toksinnya langsung masuk ke dalam peredaran darah umum dan menyebabkan infeksi umum. Piemia dimulai dengan tromboflebitis vena daerah perlukaan yang lalu lepas mcnjadi embolus-embolus kecil, dibawa oleh peredaran darah umum dan terjadilah infeksi dan abses pada organ-organ tubub yang dihinggapinya (paru-paru, ginjal, jantung. otak, dan sebagainya).
Disebabkan oleh kuman-kuman sangat patogen dan biasanya Streptococcus beta haemolytic golongan A. Infeksi mi amat berbahaya dan merupakan 50% dan sebab kematian karena infeksi nifas.

Gambaran klinis dan diagnosis
Baik septikemia maupun piemia adalab penyakit berat. Gejala septikemia lebih akut dan piemia, ibu kelihatan sakit dan lemah, suhu badan naik 3940°C, keadaan umum jelek, menggigil, nadi cepat 140-160 kali permenit atau lebih, tekanan darah turun bila keadaan umum memburuk, sesak nafas, kesadaran menurun, gelisah.
Pada piemia, dimulai dengan rasa sakit pada daerah tromboflebitis tidak lama postpartum, dan setelah ada penyebaran trombus terjadi gejala umum seperti di atas. Suhu meningkat, lalu ibu menggigil kemudian suhu turun lagi seperti pada penyakit malaria.
Pada pemeriksaan laboratonium terdapat lekositosis, pada kultur darah dijumpai kuman-kuman yang patogen. Lokia berbau, bernanah, dan involusi uterus buruk. Harus dicari sumber tempat masuk kuman-kuman ke dalam tubuh (port d’ entree).

Prognosis
Septikemia dan piemia adalah infeksi berat dengan angka kematian yang tinggi, apalagi bila diikuti oleh peritonitis umum. Kadang-kadang walaupun dengan pemberian antibiotik dan upaya yang cukup kematian ibu tidak terhindarkan. Karena itu pencegahan sedini mungkin adalah yang terbaik, jangan sarnpai terjadi keadaan yang buruk ini.

Parametritis (Selulitis Pelvika)
Parametritis adalah infeksi jaringan ikat pelvis yang dapat terjadi melalui beberapa jalan:
a.       Dari servisitis atau endometntis dan tersebar melalu: pembuluh limfe.
b.      Langsung meluas dari servisitis ke dasar ligamentum sampat ke parametrium,
c.       atau sekunder dari tromboflebitis.

Peritonitis
Peritonitis dapat berasal dan penyebaran rnelalui pembuluh limfe Uterus; parametritis yang meluas ke peritoneum: salpingo – ooforitis meluas ke pentoneum; atau langsung sewaktu tindakan perabdominal.
Peritonitis yang terlokalisir hanya dalam rongga pelvis disebut pelvioperitonitis. bila meluas keseiuruh rongga peritoneum disebut peritonitis umum, dan ini sangat berbahaya yang menyebabkan kematian 33% dari seluruh kematian karena infeksi.

Gambaran klinis dan diagnosis
a.       Pelvioperitonitis: demam, nyeri perut bawah, nyeri pada periksa dalam. kavum Douglasi menonjol karena adanya abses (kadang- kadang). Bila hal ini dijumpai maka nanah harus dikeluarkan dengan kolpotomi posterio. supaya nanah tidak keluar menembus rektum.
b.      Peritonitis umum adalah berbahaya bila disebabkan oleh kuman yang patogen. Perut kembung, meteorismus, dan dapat terjadi paralitik ileus. Suhu badan tinggi. nadi cepat dan kecil. perut nyeri tekan (defanse musculaire), pucat. muka cekung. kulit dingin. mata cekung yang disebut muka hipokrates (fies hippocratica).
Diagnosa dibantu dengan pemenksaan laboratonium.

Salfingitis (Salfingo-ooforitis)
Salfingitis adalah peradangan dari adneksa. Terdiri atas salfingitis akut dan kronik, Diagnosis dan gejala klinis hampir sama dengan parametritis Bila infeksi berlanjut dapat terjadi piosalfing,
1.      Masa Keharnilan
Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisa seperti anemia, malnutrisi, dan kelemahan. serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita ibu. Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalsu tidak ada indikasi yang perlu. Begitu pula koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban, kalau ini terjadi infeksi akan rnudah masuk dalam jalan lahir.
2.      Masa persalinan
Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilitas yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.
-        Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama.
-        Jagalah sterilitas kamar bersalin dan pakailah masker, alat-alat harus suci hama.
-        Perlukaan-perlukaar, jalan lahir karena tindakan baik pervaginaan maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebaikbaiknya dan menjaga sterilitas.
-        Pakaian dan barang-barang atau alat-alat yang berhubungan dengan penderita harus terjaga kesuci-hamaannya.
-        Perdarahan yang banyak harus dicegah, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan transfusi darah.
3.      Masa Njfas
-        Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.
-        Penderita dengan infeksi rufas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat.
-        Tamu yang berkunjung harus dibatasi.

E.     PENGOBATAN INFEKSI NIFAS
1.      Sebaiknya segera dilakukan pembiakan (kultur) dan sekret vagina, luka operasi, dan darah serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat dalam pengobatan. –
2.      Berikan dalam dosis yang cukup dan adekuat.
3.      Karena hasil pemeriksaan memerlukan waktu, maka berikan antibiotika spekcrum luas (broad spectrum) menunggu hasil laboratorium.
4.      Pengobatan mempertinggj dayatahan tubuh penderita, infus atau transfusi darah diberikan, perawatan lainnya sesuai dengan komplikasi yang dijumpai.

F.     PENGOBATAN KEMOTERAPI DAN ANTIBIOTIKA
a.      Kemasan sulfonamjd
Trisulfa merupakan kombinasi dan sulfadizin 185 mg, sulfamerazini 30 mg, dan sulfatiozol 185 mg. Dosis inisial 2 grdiikuti 1 gr 4-6 jam kemudian peroral. Sediaan dapat berupa Septrin tablet biasa atau forte, Bactrim, dan lain-lain.
b.      Kemasan penisilin
Prokain-penisilin 1,2 sampaj 2,4 juta satuan intramuskular penisilin G 500.000 satuan setiap 6 jam atau metisilin 1 gr setiap 6 jam intramuskuler ditambah dengan ampisilin kapsul 4 x 250 mg peroral. Atau kemasan - kemasan penisilin lainnya.
c.      Tetrasiklin, eniromisin, dan kioramfenikol.
d.     Jangan diberikan politerapi antibiotika yang sangat berlebihan, karerna itu prrhatikanlah hasil pembiakan apusan vagina, serviks atau dan luka dan uji kepekaan terhadap kemoterapi dan antibiotika.
e.      Tidak ada gunanya membenikan obat-obatan yang mahal kalau evaluasi penyakit dan basil Iaboratorium (kultur dan uji kepekaan) tidak dilakukan.

Sub-involusi uterus
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dan 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 gr 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut sub-involusi. Faktor-faktor penyebab, antara lain adalah infeksi (endometritis), sisa uri, mioma uteri, bekuan-bekuan darah, dan sebagainya. Pada palpäsi uterus teraba masih besar, fundus masih tinggi, lokia banyak, dapat berbau dan terjadi perdarahan. Pengobatan dilakukan dengan memberikan injeksi methergin setiap hari ditambah dengan ergomethn peroral. Bila ada sisa plasenta lakukan kuretase. Berikan antibiotika sebagai pelindung infeksi.



Perdarahan Nit as Sekunder (Late Puerpural Haemorhage)
Yaitu perdarahan yang terjadi setelah lebih dan 24 jam postpartum; dan biasa nya terjadi pada minggu kedua nifas. Prekuensinya kira-kira 1% dan semua persalman. Faktor-faktor penyebab adalah antara lain seperti sub-involusi, sisa plasenta, mioma uteri, kelainan uterus, inversio uteri, dan pembenian estrogen untuk mepekan laktasi Penanganan seperti pada sub-involusi, kecuali pada inversio uteri dan mioma uteri dilakukan penanganan khusus.

Fiegmasia Alba Dolens
Yaitu suatu tromboflebitis yang mengenai satu atau kedua vena femoralis. Hal ini disebabkan oleh adanya trombosi atau embolus yang disebabkan karena adanya perubahan atau kerusakan pada inümapembuluh darah. perubahan pada susunan darah, laju peredaran darah. aIau karena pengaruh infeksi atau venaseksi.

Frekuensi
Lebih sering dijumpa dalarn masa nifas dan jarang dalani kehamulan. Faktor - faktor predisposisinya adalah usia lanjut, multiparitas, obstetri operatif, adanya varises dan infeksi nifas.

Diagnosis dan gejala klinis
Suhu badan naik, dan pada daerah yang terkena dijumpel nyeri kaki dan betis bus beijalan atau ditekan (tanda Homan) disebut dolor; panas (kalor) dan bengkak (tumor), yang kalau ditekan menjadi cekung. Diagnosis tronibosis dan embohis superfisial mudah, yang lebih dalam dibuat dengan flebografi atau dengan ultrasonografi.

Penanganan
Daerah yang terkena diistirahatkan, kaki ditinggikan dan diberikan obat-obatan, seperti tablet asarn aseulsalisilat dan antibiotika. Pada yang agak berat diberikan antikoagulansia berupa infus intravena heparin 10.000 satuan setiap 6 jam kemudian dilanjutkan dengan pemberian kumarin (warfarin) peroral sebanyak 10 mg sehari sebagal inisial lalu diteruskan 3 mg sehari dengan diteksi masa protrombin. Pertu diingat bahwa pemberian kumarin udak boich dalam kehamilan. karena dapat rnenyebabk.an perdarahan pada janin.
Nekrosls Hipofisis Lobus Anterior Postpartum
Sindroma Sheehan atau nekrosis lobus depan dan hipotisis karena syok akibat perdarahan persalinan. Hipofisis ikut berinvolusi setelah persalinan. Karena syok akibat perdarahan yang hebat, pada hipofisis terjadilah nekrosis pada pars anterior. Mungkin pula nekrosis mi tezjadi karena pembekuan intravaskuler menyebabkan trombosis pada sinusoid hipofisis. Hal ini sering terlihat pada solusio plasenta dan ekianisi. Gejala timbul postpartum: agalaksia. amenorea dan insufiensi hormon pars anterior hipolisis. Pengobatannya adalah substitusi terapi hormon-hormon yang dihasilkan hipofisis pars anterior, kelenjar tiroid, suprarenal dan ovanuin.

Pembendungan Air Susu
Adalah pembendungan air susu karena penyempitan dukius laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkanjengan sempurna atau karena kelainan pada putting susu
Keluhan ibu adalah payudara bengkak, keras, panas, dan nyeri. Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan payudara untuk mencegah terjadinya kelainan-kelainan. Bila terjadijuga, maka berikan terapi simptomatis untuk sakitnya (analgetika), kosongkan payudara(bukan ditekan) dengan BH; sebelum menyusukan pengurutan dulu atau dipompa, sthingga sumbatan hilang. Kalau perlu berikan stil bestrol atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari untuk membendung sementara produksi air susu.
 Mastitis Adalah suatu peradangan pada payudara disebabkan kuman, terutaina Staphylococcus aureus melalui luka pada puting susu, atau melaluj peredaran darah. Berdasarkan lokasinya mastitis terbagi atas yang berada di bawah areola mammae, di tengah areola mammae, dan mastitis yang lebih dalam antara payudara dan Otot-otot. Biasanya mastitis yang tidak segera diobati akan menyebabkan abses payudara yang bisa pecah keperniukaan kulit dan menimbulkan borok yang besar. Keluhannya adalah payudara membesar, keras, nyeri, kulit memerah, dan membisul (abses), dan akhirnya pecah dengan borok serta keluarnya cairan nanah bercanipur air susu. Dapat disertai suhu badan naik dan menggigil. Profilaksis dengan mengadakan pemeriksaan antenatal dan perawatan puting susu selarna dalam kehamilan.


Penanganan
1.      Bila terjadi mastitis pada payudara yang sakit penyusuan bayi dihentikan.
2.      Karena penyebab utama adalah Staphylococcus aureus, antibiotika jenis penisilin dengan dosis tinggi dapat membantu, sambil menunggu hasil pembiakan dan uji kepekaan air susu.
3.      Lokal dilakukan kompres dan pengurutan ringan dan penyok6ng payudara; bila panas dan nyeri berikan obat-obat anti panas dan analgetika.
4.      Bila terjadi abses lakukanlab insisi radial sejajar dengan jalannya duktus laktiferus. Pasang pipa (drain) atau tamponade untuk mengeringkan. nanah.

Galaktokel (galactocele) Air susu. membeku dan terkumpul pada suatu bagian payudara menyerupai tumor kistik. Terjadi karena surnbatan air susu. Hanya dengan pengurutan dan tekanan ketat pada payudara dapat hilang sendirinya.

Kelainan Puting Susu
·         Puting susu bundar dan nienónjol
·         Puting susu terbenam dan cekung sehingga menyulitkan bayi untuk menyusu. Bila tidak dapat diperbaiki terpaksa air susu dipijat atau dipompa
·         Luka puting susu, segera diobau dengan salep dan sementara menunggu sembuh, air susu dipompa.
Jumlah Air Susu • Tidak ada air susu (agalaksia)
·         Air susu sedikit keluar (oligogalaksia)
·         Air susu keluar melimpah ruth (poligalaksia)
·         Air susu tetap keluar tenis menerus dan dalazn wakw larna walaupun sudah menyapih: galaktorea.
Pada sindroma Chiari-Fromme dijumpai trias yang terdiri dari gaiaktorea, amenorea, dan atrofi rahim.

Penghentian laktasi
“Air susu ibu (ASI) adalah yang terbaik untuk anak ibu dan air susu lembu (sapi) hanya baik untuk anak lembu” adatah motto yang dipakal untuk menggalakkan pemberian air susu ibu di seluruh dunia dan di Indonesia. Walaupun demikian kadang kala perlu penghentian lakiasi karena sesuatu sebab, misalnya bayi lahir mail atau bayl meninggal, atau karena sesustu sebab tidak dapat menyusui bayinya (karena sakit. pekerjaan, dan sebagainya),

Cara penghentian laktasi
a.    Secara alamiah kebanyakan dilakukan oleh para ibu, ysitu dengan meng. ikat dada. Hal mi akan men imbulkan rasa nycn (50%) dan bengkak serta keras (15%).
b.    Pemberian obat-obatan:
-        dietil stilbesirol peroral 3 x 30 mg selama saw minggu atau tablet Lynoral 3 x I tablet sehan selama 1 rninggu
-        Tablet parlodel peroral
-        Injeksi intramuscular ablakton
-        Suntikan cstradiol valerat 10 mg intramuskular.
Pada pemberian estrogen harus hati-hati karena dianggap sebagal predisposisi untuk terjadinya romboembolismc. Kadang-kadang setelah pemberian estrogen dihentikan dapat tezjadi perdarahan rahim (withd rawal bleeding). Hal mi tidak perlu dikhawatirkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar