ASUHAN NEONATUS PADA BAYI DAN ANAK BALIT
Konsep Yang
Mendasari Asuhan Neonatus Bayi Dan
Anak Balita
1.
Pencegahan Infeksi
2.
Melakukan penilaian
3.
Pencegahan Kehilangan Panas
4.
Membebaskan Jalan Nafas nafas
5.
Merawat tali pusat
6.
Mempertahankan suhu tubuh bayi
7.
Pencegahan infeksi
8.
Identifikasi bayi
B.
Membuat Rencana Asuhan Bayi Usia 2–6
Hari
1.
Minum
ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi, yang
mengandung zat gizi sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik
kualitas dan kuantitas.
ASI diberikan:
·
Sesuai dengan
keinginan ibu.
·
Atau sesuai
kebutuhan bayi (2-3 jam bergantian antara sebelah kiri dan sebela kanan)
·
Keuntungan asi:
·
Untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi
·
Untuk mempereran
hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi yang akan berpengaruh pada proses
pembentukan emosi positif si anak.
·
Komposisi asi:
·
Kalori,
protein, laktalbumin, kasein, air, lemak, karbohidrat, mineral.
2.
BAB
·
Jumlah feses
bayi lahir cukup bervariasi dan jumlah paling banyak antara hari ke 3 dan ke 6.
Bayi akan mengeluarkan mekonium, dimana fesesnya lengket berwarna hitam
kehijauan selama 2 hari pertama.
·
Feses bayi yang
diberi ASI akan berubah warna menjadi hijau emas, lunak dan terlihat seperti
bibit atau seedy, yang tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi, sedangkan
coklat gelap seperti pasta atau padat.
·
Bayi yang
berdekasi segera setelah makan merupakan sesuatu yang normal. Jumlah feses akan
berkurang pada minggu ke 2, yang awalnya frekuensi defekasi sebanya 5 atau 6
kali setiap hari/ tiap diberi makan yang menjadi 1 atau 2 kali sehari.
·
Bayi mulai memiliki
pola defekasi yang normal karena adanya tambahan makanan padat, sehingga feses
bayi akan menyerupai feses orang dewasa.
3.
BAK
·
Bayi mulai
memiliki fungi ginjal yang sempurna selama 2 tahun pertama kehidupannya.
·
Biasanya
terdapat urine dalam jumlah yang kecil pada kandungan kemih bayi saat
lahir,tetapi ada kemungkinan urine tersebut tidak di keluarkan selama 12-24
jam.
·
urine
pucat,kondisi ini menunjukan masukan cairan yang cukup.
·
Umumnya bayi
cukup bulan akan mengeluarkan urine 15-16 ml/kg/hari.
·
Untuk menjaga
bayi tetap bersih,hangat dan kering,maka setelah bak harus di ganti popoknya
minimal 4-5 x/hari.
·
Dalam 2 mg
pertama setelah lahir,bayi normalnya sering tidur,bayi baru lahir sampai usia 3
bulan rata-rata tidur selama 16 jam sehari.
·
Pada umumya
bayi terbangun sampai malam hari pada usia 3 bulan.
·
Sebaiknya
ibu selalu menyediakan selimut dan ruanganya yang hangat,serta memastikan bayi
tidak terlalu panas/terlalu dingin.
·
Jumlah waktu
tidur bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi.
4.
Kebersihan Kulit
·
Kebersihan kulit
bayi perlu benar-benar dijaga,walaupun mandi dengan membasahi seluruh tubuh
tidak harus di lakukan setiap hari.tetapi,bagian-bagian seperti muka,bokong,dan
tali pusat perlu dibersihkan secara teratur.
·
Sebaiknya
sebelum memegang bayi terlebih dulu mencuci tangan.
5.
Keamanan
Hal-hal yang harus di
perhatikan dalam menjaga keamanan bayi adalah dengan dengan tetap
menjaganya,jangan sekalipun meninggalkan bayi tanpa adanya menunggu. Selain itu
juga perlu di hindari untuk memberikan apapun ke mulut bayi selain ASI,karena
bayi bisa tersedak dan jangan menggunakan alat penghangat di tempat tidur bayi.
6.
Tanda-Tanda Bahaya
·
Pernapasan
sulit / lebih dari 60x/menit.
·
Terlalu hangat
(>380C ) atau terlalu dingin (<360C )
·
Bayi kulit
kering ( terutama 24 jam pertama ) berwarna biru , pucat atau memar.
·
Isapan saat
menyusu lemah,rewel,sering muntah,dan mengatuk berlebihan.
·
Tali pusat
merah,bengkak,keluar cairan,berbau busuk,dan berdarah.
·
Terdapat
tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat,merah,bengkak,bau busuk,keluar
cairan,dan pernafasan sulit.
·
Tidak BAB dalam
3 hari,tidak BAK dalam 24 jam,feses lembek atau ecair,sering berwana hijau
tua,dan terdapat lendir atau darah.
·
Menggigil,rewel,lemas,mengantunk,kejang,tidak
bisa tenang,menagis terus menerus.
7.
Penyuluhan Bayi Sebelum Pulang
·
Perawatan tali
pusat
Telah banyak di lakukan uji
klinis untuk membandingkan cara perawatan tali pusat agar tidak terjadi
peningkatan infeksi,yaitu dengan membiarkan luka tali pusat terbuka edan
membersihkan luka hanya dengan air bersih.
Negara-negara yang beriklim
tropis perlu mewaspadai penggunaan alkohol yang dulunya populer dan terbukti
efektif untuk membersikan tali pusat,karna sesungguhya alkohol akan mudah
menguap di daerah panas dan dengan demikian efektifitasnya akan
menurun.begitupun dengan bedak antiseptik.
Jadi cara yang paling efektif
adalah dengan membiarkan tali pusat tetap terbuka ,mengering dan hanya di
bersihkan setiap hari dengan air bersih.dan bidan perlu memebrikan informasi
ini pada tiap ibu agar tidak terjadinya infeksi karena terjadinya peningkatan
kelembaban pada kulit bayi.
·
Pemberian ASI
·
Jaga kehangatan
bayi
Berikan bayi kepada ibu secepat
mungkin,karena kotak antara ibu dengan kulit bayi sangat penting dalam rangka
menghangatkan serta mempertahankan panas tubuh bayi.apabila suhu bayi <36,5oC
segera hangatlah bayi dengan teknik metode kangguru.
·
Tanda-tanda
bahaya
Jika muncul tanda-tanda bahaya,ajarkan ibu untuk:
1.
Memberikan
penolongan pertama sesuai kebutuhan sampai bayi memperoleh perawatan medis
lanjutan.
2.
Membawa bayi ke
RS atau klinik terdekat untuk perawatan tindakan segera.
·
Imunisasi
Adalah suatu cara memproduksi
imunitas aktif buatan untuk melindungi diri melawan penyakit tertentu dengan
cra memasukkan suatu zat dalam tubuh melalui penyuntikan atau secara oral.
·
Perawatan
harian atau rutin.
·
Pencegahan
infeksi dan kecelakaan.
·
Tingkat perkembangan perilaku dan
intelektual berbeda antara anak yang satu dengan lainnya.
·
Kadang-kadang terdapat pola tertentu
dalam suatu keluarga seperti terlambat berjalan atau terlambat bicara.
·
Faktor lingkungan seperti kurangnya
stimulasi bisa menghambat perkembangan normal. Faktor fisik seperti tuli juga
bisa memperlambat perkembangan bayi.
·
Meskipun perkembangan anak-anak
biasanya terus berkelanjutan, tapi bisa terhenti pada suatu fungsi tertentu,
misalnya bicara.
·
Pada awalnya bayi tidur hampir
sepanjang waktu.
·
Bayi bisa makan, batuk bila saluran
nafasnya terganggu dan menangis sebagai reaksi terhadap gangguan atau
ketidaknyamanan.
·
Pada usia 6 minggu bayi akan melihat
langsung pada objek yang berada langsung di depannya dan tersenyum bila diajak
bicara. Kepalanya masih bergoyang kalau bayi ditarik ke posisi duduk.
·
Pada usia 3 bulan bayi tersenyum
bila mendengar suara ibunya, membuat suara-suara pertamanya dan mengikuti objek
bergerak. Kepala sudah mantap bila bayi dalam posisi duduk. Bayi akan
menggenggam objek dalam tangannya.
·
Pada usia 6 bulan, bayi bisa duduk
dengan bantuan dan berguling. Kebanyakan bayi bisa berdiri dengan bantuan dan
bisa memindahkan suatu benda dari tangan yang satu ke tangan yang lain. Bayi
mengeluarkan suara bila sedang bermain.
·
Pada usia 9 bulan bayi bisa duduk
dengan baik dan merangkak, menarik dirinya ke posisi berdiri dan mengatakan
"mama" dan "papa" dengan jelas.
·
Pada usia 12 bulan bayi biasanya
sudah bisa berjalan dengan memegang tangan seseorang dan mengucapkan beberapa
kata.
D. Pemantauan
Tumbuh Kembang Neonatus Bayi dan Anak Balita
1.
1 bulan
Ø
Membawa tangannya menuju ke mata dan
mulut
Ø
Menggerakkan kepala ke kanan dan ke
kiri jika ditengkurapkan
Ø
Mengikuti pergerakan benda pada
jarak sekitar 15 cm dari garis tengah mukanya (tepat di depannya)
Ø
Bereaksi terhadap suara berupa
kaget, menangis atau terdiam
Ø
Berpaling kepada suara atau bunyi
yang dikenalnya
Ø
Memperhatikan wajah seseorang
2.
3 bulan
Ø
Mengangkat kepala 45 derajat
(mungkin sampai 90 derajat) jika ditengkurapkan
Ø
Membuka dan menutup tangannya
Ø
Jika diberdirikan diatas permukaan
yang datar, kakinya menekan ke bawah
Ø
Mengikuti gerakan mainan yang
bergoyang dan berusaha mencapainya
Ø
Mengikuti pergerakan benda di depan
wajahnya, dari kanan ke kiri atau sebaliknya
Ø
Memperhatikan wajah lebih seksama
Ø
Tersenyum mendengar suara ibunya
Ø
Mulai mengeluarkan suara-suara
3.
5 bulan
Ø
Mulai bisa menegakkan kepalanya
dengan mantap
Ø
Berguling dari tengkurap ke
terlentang
Ø
Menggapai benda
Ø
Mengenali orang pada jarak tertentu
Ø
Mendengarkan suara orang dengan
seksama
Ø
Tersenyum spontan
Ø
Menjerit dengan gembira
Ø
Duduk tanpa bantuan
Ø
Bila diberdirikan, bisa menahan
beberapa berat badannya
Ø
Memindahkan benda dari tangan kanan
ke tangan kiri atau sebaliknya
Ø
Memperhatikan benda yang dijatuhkan
Ø
Bereaksi bila namanya dipanggil
Ø
Bereaksi bila dilarang
Ø
Mengoceh, menggabungkan vokal dan
konsonan
Ø
Bergoyang dengan penuh suka cita
bila diajak bermain
Ø
Bermain ciluk-ba
5.
9 bulan
Ø
Berusaha menggapai mainan yang
berada diluar jangkauannya
Ø
Tampak keberatan bila mainannya
diambil
Ø
Merangkak atau melata pada tangan
dan lutunya
Ø
Berusaha untuk berdiri
Ø
Berdiri dengan berpegangan
Ø
Mengucapkan 'mama' atau 'papa'
6.
12 bulan
Ø
Duduk dari posisi tengkurap
Ø
Berjalan dengan berpegangan, mungkin
melangkah 1-2 langkah tanpa bantuan
Ø
Berdiri tegak tanpa bantuan untuk
beberapa saat
Ø
Memanggil orangtuanya dengan
menyebut 'mama' atau 'papa'
Ø
Minum dari gelas
Ø
Bertepuk tangan dan melambaikan
tangannya.
E.
Asuhan Kebidanan pada Neonatus Bayi
dan Balita dengan Masalah yang Lazim Terjadi
Bayi bermasalah sebelum lahir
1.
Bayi Prematur
Umumnya bayi
yang lahir prematur baru diizinkan pulang bila berat badannya telah mencapai
2.000 g. Atau setidaknya sudah terjadi kecenderungan peningkatan berat
badan yang stabil dalam 2–3 kali pemantauan. Tubuh bayi juga telah memiliki
pengaturan suhu yang baik.
Ada beberapa
hal yang perlu dipersiapkan:
a.
Menjelang kepulangan, yakinlah bahwa
Anda dan pasangan mampu merawat bayi prematur di rumah. Keyakinan orangtua akan
“menular” kepada bayi sehingga ia akan lebih nyaman dan tenang.
b.
Konsultasikan kondisi bayi pada
dokter, termasuk tindakan yang harus dilakukan dalam keadaan darurat. Tanyakan
juga tentang perlu tidaknya boks khusus untuk si kecil yang lahir belum cukup
bulan ini. Boks yang menyerupai inkubator ini berfungsi sebagai penghangat
mengingat bayi prematur umumnya belum memiliki pengaturan suhu tubuh yang baik
sehingga mudah kedinginan. Boks ini juga bisa dibuat sendiri. Caranya pada
keempat sisi bagian bawah boks dipasangi lampu berkekuatan 60-100 watt. Dapat
juga disediakan lampu belajar (100 watt) yang diletakkan di samping atau bawah
boks.
c.
Untuk alat kesehatan, yang wajib
disediakan adalah termometer. Berguna untuk mengukur suhu tubuh bayi
sewaktu-waktu bila diperlukan. Suhu ideal bayi berkisar antara 36,5-37,5˚C.
d.
Pakaikan baju lengan panjang dan
selimut pada bayi. Setelah bayi dipakaikan baju lengan panjang, sarung tangan,
sarung kaki dan topi, selimuti ia sehingga merasa nyaman serta hangat dan siap
dibawa pulang.
e.
Jaga suhu ruangan agar tetap stabil.
Jika kamar bayi menggunakan penyejuk ruangan, setel suhunya tidak terlalu
dingin sekitar 23°. Bila perlu matikan AC. Selama ruangan memiliki sirkulasi
udara yang baik, bayi akan mendapatkan suhu yang nyaman dan stabil.
f.
Jaga suhu tubuhnya. Ingat,
pengaturan suhu tubuh bayi prematur belum baik. Jaga suhu tubuhnya agar stabil.
Kenakan padanya tutup kepala terutama pada malam hari, karena bagian kepala
paling mudah kehilangan panas tubuh. Tambahkan sarung tangan dan kaki, bila
dirasa perlu. Cara lain untuk menghangatkan tubuh bayi prematur adalah dengan
metode kangguru. Gendong bayi yang dalam keadaan tanpa busana ke dada ibu. Buka
kancing kemeja yang ibu kenakan, dekap bayi di dada ibu lalu selimuti bayi
dengan kemeja tersebut. Kulit bayi yang bersentuhan dengan kulit ibu, selain
akan membuatnya merasa nyaman juga sekaligus menghangatkannya.
g.
Ibu lebih sering menyusui. Semakin
sering bayi diberi ASI semakin baik. Kemampuan minum dan daya tampung perutnya
belumlah terlalu banyak. Untuk itu, berikan minum sedikit demi sedikit tapi
sesering mungkin.
h.
Cucilah tangan dan gunakan masker.
Bayi prematur rentan terhadap infeksi. Untuk itu, batasi penjenguk dan mintalah
mereka mencuci tangan terlebih dahulu dan menggunakan masker sebelum melihat
bayi.
i.
Patuhi petunjuk dokter perihal waktu
kunjungan. Patuhi kontrol rutin yang sudah dijadwalkan dan ikuti petunjuk
dokter agar kesehatan si kecil lebih terjaga.
j.
Boleh dimandikan. Bayi prematur
tidak dilarang untuk dimandikan. Namun sebelumnya, cermati dulu suhu tubuhnya,
jangan sampai kurang dari 36,5° C. Mandikan ia 2 kali sehari dengan air hangat.
2.
Bayi kuning
Kuning
(karena tingginya kadar bilirubin) pada bayi umumnya timbul pada hari keempat
dan berakhir pada usia bayi 2 minggu. Untuk itu ada beberapa hal yang tak boleh
luput dari perhatian, seperti: Patuhi jadwal kunjungan ke dokter berikutnya.
Bila kadar bilirubin tidak terlalu tinggi (< st="on">Ada
sel-sel yang normal, sehingga tetap berfungsi normal dan sehat. Bila kebetulan
sel otak normal, taraf kecerdasan anak pun niscaya tak terganggu.
3.
Anencephalus
Anenchepalus
adalah keadaan di mana bayi lahir tanpa tulang tengkorak bagian atas, yang
disertai tak sempurnanya pembentukan sebagian besar otak. Ini lantaran proses
pembentukan tabung saraf yang tak sempurna. Karena kecacatannya cukup berat,
bayi tersebut tak akan mampu bertahan hidup lebih lama, sehingga akan meninggal
dunia segera setelah dilahirkan.Angka kejadiannya cukup jarang, kurang lebih
satu dari 1.000 kelahiran. Sampai saat ini, penyebabnya yang pasti belum dapat
ditemukan. Tapi kemungkinan besar terkait erat dengan kelainan genetika atau
kelainan kromosom. Dijumpai pula hubungan dengan kekurangan asupan asam folat
pada ibu hamil, sehingga penambahan asupan asam folat sejak hamil sangat
dianjurkan. Anenchepalus juga dapat timbul pada janin akibat ibu menderita
diabetes mellitus. Keadaan ini disebut embrio diabetik.Meski penyebabnya belum
diketahui pasti, penting untuk mengamati kondisi janin pada kehamilan
berikutnya. Sebab, ada 5% kemungkinan kasus anenchepalus berulang. Pengamatan
dapat dilakukan dengan USG atau pemeriksaan kadar alfa-fetoprotein (AFP) pada
darah ibu atau cairan ketuban.
4.
Cacat Jantung Bawaan
Dari setiap
100 bayi, ditemukan satu bayi yang lahir dengan jantung tak normal. Kelainan
semacam ini disebut 'cacat jantung bawaan'. Ada bermacam-macam jenisnya.
Misalnya, kegagalan pemisahan empat bilik pada jantung dan pembuluh besar yang
dihasilkannya. Pada beberapa bayi, terbentuk lubang di sekat pemisah yang
seharusnya masif, pembuluh darah yang seharusnya tertutup ternyata terbuka,
atau pembuluh darah yang salah sambung. Jenis cacat jantung bawaan lainnya:
ruang jantung terlalu sempit, arteri utama hampir tertutup, katup jantung tak
normal dan bocor, serta penyempitan aorta atau batang nadi. Pada kasus
penyempitan aorta atau batang nadi, aorta sangat menyempit pada satu tempat.
Akibatnya, pasokan darah beroksigen ke seluruh tubuh menurun. Bilik jantung
sebelah kiri dipaksa bekerja lebih keras, sehingga timbullah tekanan darah
tinggi. Banyak kasus yang tak serius dan tak disadari sepanjang hidup. Kasus
lainnya sembuh sendiri, tetapi sebagian lagi dapat mengancam nyawa dan harus
diperbaiki dengan teknik operasi - mulai dari jahitan sederhana sampai
penggantian bagian yang tak berfungsi dengan benda sintetis. b Rahmi
Hastari/Dari berbagai sumber
F. Asuhan Kebidanan pada Neonatus Bayi dan
Balita dengan Risiko Tinggi
1. BBLR
Definisi
Bayi berat lahir
rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1
(satu) jam setelah lahir (3).
Epidemiologi
Prevalensi bayi berat
lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan
batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau
sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan
di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada
bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram (4). BBLR termasuk
faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus,
bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya
dimasa depan (1,2). Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi
antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil
studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1%-17,2 %.
Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 %.
Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program
perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7% (2,3).
Etiologi
Penyebab terbanyak
terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang lain adalah umur,
paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan
kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR.
Komplikasi
Komplikasi langsung
yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain :
Ø Hipotermia
Ø Hipoglikemia
Ø Gangguan cairan dan elektrolit
Ø Hiperbilirubinemia
Ø Sindroma gawat nafas
Ø Paten duktus arteriosus
Ø Infeksi
Ø Perdarahan intraventrikuler
Ø Apnea of Prematurity
Ø Anemia
2. Asfiksia Neonatorum
Batasan
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan teratur
pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan keadaan
PaO2 di dalam darah rendah (hipoksemia), hiperkarbia (Pa CO2
meningkat) dan asidosis.
Patofisiologi
Penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta. Adanya
hipoksia dan iskemia jaringan menyebabkan perubahan fungsional dan biokimia pada janin. Faktor
ini yang berperan pada kejadian asfiksia.
Gejala Klinik
Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap, denyut jantung kurang dari 100
x/menit, kulit sianosis, pucat, tonus otot menurun, tidak ada respon terhadap
refleks rangsangan.
Diagnosis
Anamnesis : Gangguan/kesulitan waktu lahir, lahir tidak
bernafas/menangis.
Pemeriksaan fisik :
Nilai APGAR
Klinis
|
0
|
1
|
2
|
Detak jantung
|
Tidak ada
|
< 100 x/menit
|
>100x/menit
|
Pernafasan
|
Tidak ada
|
Tak teratur
|
Tangis kuat
|
Refleks saat jalan nafas dibersihkan
|
Tidak ada
|
Menyeringai
|
Batuk/bersin
|
Tonus otot
|
Lunglai
|
Fleksi ekstrimitas (lemah)
|
Fleksi kuat gerak aktif
|
Warna kulit
|
Biru pucat
|
Tubuh merah ekstrimitas biru
|
Merah seluruh tubuh
|
Nilai 0-3 : Asfiksia berat
Nilai 4-6 : Asfiksia sedang
Nilai 7-10 : Normal
Dilakukan pemantauan nilai apgar pada menit ke-1 dan menit ke-5, bila nilai
apgar 5 menit masih kurang dari 7 penilaian dilanjutkan tiap 5 menit sampai
skor mencapai 7. Nilai Apgar berguna untuk menilai keberhasilan
resusitasi bayi baru lahir dan menentukan prognosis, bukan untuk
memulai resusitasi karena resusitasi dimulai 30 detik setelah lahir bila
bayi tidak menangis. (bukan 1 menit seperti penilaian skor Apgar)
3. Sindrom, gangguan pernafasan
Konsep
Dasar Penyakit
1. Definisi
Sindrom gawat nafas neonatus merupakan kumpulan gejala
yang terdiri dari dispnea atau hiperapnea dengan frekuensi pernafasan lebih
dari 60 kali per menit, sianosis, merintih, waktu ekspirasi dan retraksi di
daerah epigastrium, interkostal pada saat inspirasi ( Perawatan Anak Sakit,
Ngastiah. Hal 3).
Penyakit
Membran Hialin (PMH)
Penyebab kelainan ini adalah kekurangan suatu zat
aktif pada alveoli yang mencegah kolaps paru. PMH sering kali mengenai bayi
prematur, karena produksi surfaktan yang di mulai sejak kehamilan minggu ke 22,
baru mencapai jumlah cukup menjelang cukup bulan.
2. Patofisiologi
Penyebab PMH adalah surfaktan paru. Surfaktan paru
adalah zat yang memegang peranan dalam pengembangan paru dan merupakan suatu
kompleks yang terdiri dari protein, karbohidrat, dan lemak. Senyawa utama zat
tersebut adalah lesitin. Zat ini mulai di bentuk pada kehamilan 22-24 minggu
dan mencapai maksimum pada minggu ke 35. Fungsi surfaktan adalah untuk merendahkan
tegangan permukaan alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi,
sehingga untuk bernafas berikutnya di butuhkan tekanan negatif intrathoraks
yang lebih besar dan di sertai usaha inspiarsi yang lebih kuat. Kolaps paru ini
menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia, retensi CO2. dan
oksidosis.
3. Prognosis
Prognosis bayi dengan PMH terutama ditentukan oleh
prematuritas serta beratnya penyakit. Bayi yang sembuh mempunyai kesempatan
tumbuh dan kembang sama dengan bayi prematur lain yang tidak menderita PMH.
4. Gambaran Klinis
PMH umumnya terjadi pada bayi prematur dengan berat
badan 1000-2000 gram. Atau masa generasi 30-36 minggu. Gangguan pernafasan
mulai tampak dalam 6-8 jam pertama setelah lahir dan gejala yang karakteritis
mulai terlihat pada umur 24-72 jam.
5. Pemeriksaan Diaknostik
Foto thorak
Atas dasar adanya gangguan pernafasan yang dapat di
sebabkan oleh berbagai penyebab dan untuk melihat keadaan paru, maka bayi perlu
dilakukan pemeriksaan foto thoraks.
Pemeriksaan darah : perlu pemeriksaan darah lengkap,
analisis gas darah dan elektrolit.
6. Penatalaksanaan
Tindakan
yang perlu dilakukan :
1. Memberikan lingkungan yang optimal, suhu tubuh bayi
harus dalam batas normal (36.5-37oc) dan meletakkan bayi dalam inkubator.
2. Pemberian oksigen dilakukan dengan hati-hati karena
terpengaruh kompleks terhadap bayi prematur, pemberian oksigen terlalu banyak
menimbulkan komplikasi fibrosis paru, kerusakan retina dan lain-lain.
3. Pemberian cairan dan elektrolit sangat perlu untuk
mempertahankan hemeostasis dan menghindarkan dehidrasi. Permulaan diberikan
glukosa 5-10 % dengan jumlah 60-125 ML/ Kg BB/ hari.
4. Pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder.
Penisilin dengan dosis 50.000-10.000 untuk / kg BB / hari / ampisilin 100 mg /
kg BB/ hari dengan atau tanpa gentasimin 3-5 mg / kg BB / hari.
5. Kemajuan terakhir dalam pengobatan pasien PMH adalah
pemberian surfaktan ekstrogen ( surfaktan dari luar).
Keperawatan
Pada umumnya dengan BB lahir 1000-2000 gr dan masa
kehamilan kurang dari 36 minggu.
1. Bahaya kedinginan
Bayi
PMH adalah bayi prematur sehingga kulitnya sangat tipis, jaringan lemak belum
berbentuk dan pusat pengatur suhu belum sempurna. Akibatnya bayi dapat jatuh
dalam keadaan cold injury, sianosis, dispnea, kemudian apnea. Untuk mencegah harus
dirawat dalam inkubator yang dapat mempertahankan suhu bayi 36.5-37oc.
2. Resiko terjadi gangguan pernafasan
Gejala
pertama biasanya timbul dalam 4 jam setelah lahir. Tata laksana perawatan bayi
prematur adalah
a. Dirawat dalam inkubator dengan suhu optimum
b. Bila bayi mulai terlihat sianosis, dispnea /
hiperapsnea segera berikan oksigen.
3. Kesukaran dalam pemberian makanan
Untuk
memenuhi kebutuhan kalori maka dipasang infus dengan cairan glukosa 5-10 %.
Makanan bayi yang terbaik adalah asi. Karena itu selama bayi belum diberi asi
harus tetap pertahankan dengan memompa payudara ibu setiap 3 jam.
4. Resiko mendapat infeksi
Untuk
mencegah infeksi, perawat harus bekerja secara aseptik dan inkubator harus
aseptik pula. Ruangan tempat merawat bayi terpisah, bersih, dan tidak di
benarkan banyak orang memasuki ruangan tersebut kecuali petugas, semua alat
yang diperlukan harus steril.
5. Kebutuhan rasa nyaman
Gangguan rasa nyaman dapat terjadi akibat tindakan
medis, misalnya penghisapan lendir, pemasangan infus dll. Untuk memenuhi
kebutuhan psikologisnya selain sikap yang lembut setiap menolong bayi dalam
memberi pasi harus di pangku.
4. Ikterus
1. Etiologi
Peningkatan
kadar bilirubin umum terjadi pada setiap bayi baru lahir, karena:
·
Hemolisis
yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah lebih banyak dan berumur lebih
pendek.
·
Fungsi
hepar yang belum sempurna (jumlah dan fungsi enzim glukuronil transferase,
UDPG/T dan ligand dalam protein belum adekuat) -> penurunan ambilan
bilirubin oleh hepatosit dan konjugasi.
·
Sirkulus
enterohepatikus meningkat karena masih berfungsinya enzim -> glukuronidase
di usus dan belum ada nutrien.
·
Peningkatan
kadar bilirubin yang berlebihan (ikterus nonfisiologis) dapat disebabkan oleh
faktor/keadaan:
·
Hemolisis
akibat inkompatibilitas ABO atau isoimunisasi Rhesus, defisiensi G6PD,
sferositosis herediter dan pengaruh obat.
·
Infeksi,
septikemia, sepsis, meningitis, infeksi saluran kemih, infeksi intra uterin.
·
Polisitemia.
·
Ekstravasasi
sel darah merah, sefalhematom, kontusio, trauma lahir.
·
Ibu
diabetes.
·
Asidosis.
·
Hipoksia/asfiksia.
·
Sumbatan
traktus digestif yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi enterohepatik.
2. Faktor Risiko
Faktor risiko untuk timbulnya ikterus neonatorum:
a. Faktor Maternal
·
Ras
atau kelompok etnik tertentu (Asia, Native American,Yunani)
·
Komplikasi
kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh)
·
Penggunaan
infus oksitosin dalam larutan hipotonik.
·
ASI
b. Faktor Neonatus
·
Prematuritas
·
Faktor
genetik
·
Polisitemia
·
Obat
(streptomisin, kloramfenikol, benzyl-alkohol, sulfisoxazol)
·
Rendahnya
asupan ASI
·
Hipoglikemia
·
Hipoalbuminemia
Patofisiologi
Bilirubin pada neonatus meningkat akibat terjadinya
pemecahan eritrosit. Bilirubin mulai meningkat secara normal setelah 24 jam,
dan puncaknya pada hari ke 3-5. Setelah itu perlahan-lahan akan menurun
mendekati nilai normal dalam beberapa minggu.
1. Ikterus fisiologis
Secara umum, setiap neonatus mengalami peningkatan
konsentrasi bilirubin serum, namun kurang 12 mg/dL pada hari ketiga hidupnya
dipertimbangkan sebagai ikterus fisiologis. Pola ikterus fisiologis pada bayi
baru lahir sebagai berikut: kadar bilirubin serum total biasanya mencapai
puncak pada hari ke 3-5 kehidupan dengan kadar 5-6 mg/dL, kemudian menurun
kembali dalam minggu pertama setelah lahir. Kadang dapat muncul peningkatan
kadar bilirubin sampai 12 mg/dL dengan bilirubin terkonyugasi < 2 mg/dL.
2. Ikterus pada bayi mendapat ASI (Breast milk jaundice)
Pada sebagian bayi yang mendapat ASI eksklusif, dapat
terjadi ikterus yang yang berkepanjangan. Hal ini dapat terjadi karena adanya
faktor tertentu dalam ASI yang diduga meningkatkan absorbsi bilirubin di usus
halus. Bila tidak ditemukan faktor risiko lain, ibu tidak perlu khawatir, ASI
tidak perlu dihentikan dan frekuensi ditambah.
3.
Perdarahan tali pusat
Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai
akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses
pembentukkan trombus normal. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa
sebagi petunjuk adanya penyakit pada bayi.
Etiologi
1. Robekan umbilikus normal, biasanya terjadi karena :
a. Patus precipitatus
b. Adanya trauma atau lilitan tali pusat
c. Umbilikus pendek, sehingga menyebabkan terjadinya
tarikan yang berlebihan pada saat persalinan
d. Kelalaian penolong persalinan yang dapat menyebabkan
tersayatnya dinding umbilikus atau placenta
sewaktu sectio secarea
2. Robekan umbilikus abnormal, biasanya terjadi karena :
c. Adanya hematoma pada umbilikus yang kemudian hematom
tersebut pecah, namun perdarahan yang terjadi masuk
kembali ke dalam placenta. Hal ini sangat berbahaya bagi bayi dan dapat menimbulkan kematian pada bayi
d. Varises juga dapat menyebabkan perdarahan apabila
varises tersebut pecah
e. Aneurisma pembuluh darah pada umbilikus dimana terjadi
pelebaran pembuluh darah setempat
saja karena salah dalam proses perkembangan atau terjadi kemunduran dinding pembuluh darah. Pada aneurisme pembuluh darah
menyebabkan pembuluh darah rapuh dan
mudah pecah
3. Robekan pembuluh darah abnormal
Pada
kasus dengan robekan pembuluh darah umbilikus tanpa adanya trauma, hendaknya dipikirkan kemungkinan adanya kelainan anatomik
pembuluh darah seperti :
a. Pembuluh darah
aberan yang mudah pecah karena dindingnya tipis dan tidak ada perlindungan jely wharton
b. Insersi velamentosa tali pusat, dimana pecahnya
pembuluh darah terjadi pada tempat percabangan
tali pusat sampai ke membran tempat masuknya dalam placenta tidak ada proteksi. Umbilikus dengan kelainan insersi ini sering
terdapat pada kehamilan ganda
c. Placenta multilobularis, perdarahan terjadi pembuluh
darah yang menghubungkan masing-masing lobus dengan jaringan placenta karena
bagian tersebut sangat rapuh dan mudah pecah
4. Perdarahan akibat placenta previa dan abrotio placenta
Perdarahan akibat placenta previa dan abrutio placenta
dapat membahayakan bayi. Pada kasus placenta previa cenderung menyebabkan
anemia, sedangkan pada kasus abrutio placenta lebih sering mengakibatkan
kematian intra uterin karena dapat terjadi anoreksia.
Pengamatan pada placenta dengan teliti untuk
menentukan adanya perdarahan pada bayi baru
lahir, pada bayi baru lahir dengan kelainan placenta atau dengan sectio secarea
apabila diperlukan dapat dilakukan
pemeriksaan hemoglobin secara berkala.
Penatalaksanaan
1. Penanganan disesuaikan dengan penyebab dari perdarahan
tali pusat yang terjadi
2. Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan
pencegahan infeksi paa tali pusat.
3. Segera lakukan inform consent dan inform choise pada
keluarga pasien untuk dilakukan rujukan.
4.
Kejang
Kejang adalah penyakit pada anak yang disebabkan oleh demam.
Sekitar 2-5% anak berumur enam bulan sampai lima tahun umumnya mengalami demam.
Namun, tidak sampai menginfeksi otak anak.
Apa yang harus dilakukan bila anak mengalami kejang
demam? Walaupun kejang demam terlihat sangat menakutkan, sebenarnya jarang sekali terjadi komplikasi yang
berat, yang paling penting adalah tetap tenang.
Ketika demam, miringkan posisi anak sehingga ia tidak
tersedak air liurnya dan jangan mencoba menahan gerak si anak. Turunkan demam
dengan membuka baju dan menyeka anak dengan air yang sedikit hangat. Setelah
air menguap, demam akan turun. Jangan memberikan kompres dengan es atau alkohol
karena anak akan menggigil dan suhu tubuh justru meningkat, walaupun kulitnya
terasa dingin. Untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dapat diberikan
obat, umumnya kejang demam akan berhenti dengan sendirinya sebelum lima menit.
5.
Hypotermi
Bayi hipotermi adalah
bayi dengan suhu badan dibawah normal. Adapun suhu normal bayi adalah 36,5-37,5
°C. Suhu normal pada neonatus 36,5-37,5°C (suhu ketiak). Gejala awal hipotermi
apabila suhu <36°C atau kedua kaki & tangan teraba dingin. Bila seluruh
tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah mengalami hipotermi sedang (suhu
32-36°C). Disebut hipotermi berat bila suhu <32°C, diperlukan termometer
ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat mengukur sampai 25°C.
(Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo, 2001). Disamping sebagai suatu
gejala, hipotermi merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian.
(Indarso, F, 2001). Sedangkan menurut Sandra M.T. (1997) bahwa hipotermi yaitu
kondisi dimana suhu inti tubuh turun sampai dibawah 35°C. Etiologi Penyebab
terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :
1) Jaringan lemak subkutan tipis.
2) Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan
besar.
3) Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
4) BBL (Bayi Baru Lahir) tidak mempunyai respon shivering
(menggigil) pada reaksi kedinginan. (Indarso, F, 2001).
5) Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi
yang beresiko tinggi mengalami hipotermi. ( Klaus, M.H et al, 1998).
Mekanisme hilangnya panas pada BBL Mekanisme hilangnya
panas pada bayi yaitu dengan :
1) Radiasi yaitu panas yang hilang dari obyek yang hangat
(bayi) ke obyek yang dingin.
2) Konduksi yaitu hilangnya panas langsung dari obyek
yang panas ke obyek yang dingin.
3) Konveksi yaitu hilangnya panas dari bayi ke udara
sekelilingnya.
4) Evaporasi yaitu hilangnya panas akibat evaporasi air
dari kulit tubuh bayi (misal cairan amnion pada BBL). (Indarso, F, 2001).
6.
Hypertermi
Kenaikan suhu tubuh diatas 410 C (rectal). Merupakan
keadaan gawat darurat medik dengan angka kematian yang tinggi terutama pada
bayi sangat muda, usia lanjut dan penderita-penderita penyakit jantung.
Hiperpirexia terjadi karena produksi panas berlebihan,
terhambatnya pengeluaran panas atau kerusakan thermoregulator. Setiap kenaikan
10 C suhu tubuh akan menaikkan metabolisme + 13%, sehingga pada suhu
40,50 C metabolisme meningkat 50%, konsumsi oksigen meningkat, terjadi
metabolisme anaerob dan asidosis metabolik. Suhu > 410 C anak bisa
mengalami kejang, sedangkan suhu > 420 C dapat menyebabkan denaturasi dan
kerusakan sel secara langsung.
Akibat yang bisa terjadi pada hiperpirexia :
1. Renjatan / Hipovolemia
2. Gangguan fungsi jantung
3. Gangguan fungsi koagulasi
4. Gangguan fungsi ginjal
5. Nekrosis hepatosellular
6. Hiperventilasi,yang dapat menyebabkan hipokapnea, alkalosis dan tetani.
Pengobatan
Antipiretik tidak diberikan secara otomatis pada
setiap penderita panas karena panas merupakan usaha pertahanan tubuh, pemberian
antipiretik juga dapat menutupi kemungkinan komplikasi. Pengobatan terutama
ditujukan terhadap penyakit penyebab panas.
·
Antipiretika.
·
Parasetamol 10 -15 mg/kg BB/ kali (dapat diberikan secara oral
atau rektal).
·
Metamizole
( novalgin ) : 10 mg/kg BB/kali per oral atau intravenous.
·
Ibuprofen : 5-10 mg/kg BB/ kali, per oral atau rektal.
·
Pendinginan
Secara fisik
Merupakan terapi pilihan utama. Kecepatan penurunan
suhu > 0,10 C/menit sampai tercapai suhu 38,50 C. Cara-cara physical
cooling/compres :
Evaporasi : penderita dikompres dingin seluruh tubuh,
disertai kipas angin untuk mempercepat penguapan. Cara ini paling mudah, tidak
invasif dan efektif. Cara lain yang bisa digunakan : kumbah lambung dengan air
dingin, infus cairan dingin, enema dengan air dingin atau humidified oksigen
dingin, tetapi cara ini kurang efektif.
Penurunan suhu tubuh yang cepat dapat terjadi refleks
vasokonstriksi dan shivering yang akan meningkatkan kebutuhan oksigen dan
produksi panas yang merugikan tubuh. Untuk mengurangi dampak ini dapat diberi :
Ø Diazepam : merupakan pilihan utama dan lebih
menguntungkan karena mempunyai efek antikonvulsi dan tidak punya efek
hipotensi.
Ø Chlorpromazine
7.
Hypoglikemi
Hipoglikemi adalah keadaan hasil pengukuran kadar
glukose darah kurang dari 45 mg/dL (2.6 mmol/L).
Patofisiologi
·
Hipoglikemi
sering terjadi pada BBLR, karena cadangan glukosa rendah.
·
Pada
ibu DM terjadi transfer glukosa yang berlebihan pada janin sehingga respon
insulin juga meningkat pada janin. Saat lahir di mana jalur plasenta terputus
maka transfer glukosa berhenti sedangkan respon insulin masih tinggi (transient
hiperinsulinism) sehingga terjadi hipoglikemi.
·
Hipoglikemi
adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat menimbulkan kejang
yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat bahkan sampai kematian.
·
Kejadian
hipoglikemi lebih sering didapat pada bayi dari ibu dengan diabetes melitus.
·
Glukosa
merupakan sumber kalori yang penting untuk ketahanan hidup selama proses
persalinan dan hari-hari pertama pasca lahir.
·
Setiap
stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada karena meningkatkan
penggunaan cadangan glukosa, misalnya pada asfiksia, hipotermi, hipertermi,
gangguan pernapasan.
Diagnosis
·
Riwayat bayi menderita asfiksia, hipotermi,
hipertermi, gangguan pernapasan
·
Riwayat bayi prematur
·
Riwayat bayi Besar untuk Masa Kehamilan (BMK)
·
Riwayat bayi Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)
·
Riwayat bayi dengan ibu Diabetes Mellitus
·
Riwayat bayi dengan Penyakit Jantung Bawaan
·
Bayi yang beresiko terkena hipoglikemia
Ø Bayi dari ibu diabetes (IDM)
Ø Bayi yang besar untuk masa kehamilan (LGA)
Ø Bayi yang kecil untuk masa kehamilan (SGA)
Ø Bayi prematur dan lewat bulan
Ø Bayi sakit atau stress (RDS, hipotermia)
Ø Bayi puasa
Ø Bayi dengan polisitemia
Ø Bayi dengan eritroblastosis
Ø Obat-obat yang dikonsumsi ibu, misalnya sterorid,
beta-simpatomimetik dan beta blocker
8.
Tetanus
Neonatorum
Tetanus Noenatorum
merupakan penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi < 1 bulan) yang
disebabkan oleh clostridium tetani (kuman yang mengeluarkan toksin yang
menyerang sistem syaraf pusat)
Patofisiologi: spora
clostridium tetani masuk ke dalam tali pusat yang belum puput.
Masa
inkubasi :
1. 3- 28 hari dengan rata- rata 6 hari.
2. Apabila masa inkubasi < 7 hari biasanya penyakit
lebih parah dan angka kematisnnya tinggi
Epidemiologi :
Angka kematian kasus tinggi
·
Tetanus
Neonatorum yang dirawat angka kematiannya mendekati 100%, terutama dengan masa
inkubasi <>
·
Angka
kematian tetanus neonatorum yang dirawat di RS di Indonesia bervariasi dengan
kisaran 10,8- 55%
Faktor
risiko :
·
Pemberian
imunisasi TT pada ibu hamil tidak dilakukan atau tidak lengkap
·
Pemberian
tidak sesuai dengan program
·
Pertolongan
persalinan tidak memenuhi syarat- syarat 3 bersih
·
Perawatan
tali pusat tidak memenuhi persyaratan kebersihan
Gejala
klinik tetanus neonatorum :
1.
Bayi
yang semula dapat menetek tiba- tiba sulit menetek karena kejang otot rahang
dan faring
2.
Mulut
bayi mencucu seperti mulut ikan
3.
Kejang
terutama bila kena rangsang cahaya, suara, sentuhan
4.
Kadang-
kadng disertai sesak nafas dan wajah membiru
Penanganan
tetanus neonatorum :
·
Mengatasi
kejang dengan injeksi anti kejang
·
Menjaga
jalan nafas tetap bebas dan pasang spatel lidah agar tidak tergigit
·
Mencari
tempat masuknya kuman tetanus, biasanya di tali pusat atau di telinga
·
mengobati
pnyebab tetanus dengan anti tetanus serum dan antibotik
·
Perawatan
adekuat : kebutuhan O2, makanan, cairan dan elektrolit
·
Tempatkan
di ruang yang sedikit sinar
G.
Asuhan Kebidanan pada Neonatus Bayi
dan Balita dengan Jenis Persalinan
1.
Persalinan normal dengan bagian
kepala yang lebih dahulu keluar, akan mengakibatkan bentuk kepala bayi berubah
dan hal ini menetap selama beberapa hari.
2.
Tulang-tulang yang membentuk
tengkorak kepala saling bertumpuk untuk memudahkan lahirnya kepala melalui
jalan lahir.
3.
Memar dan pembengkakan di kulit
kepala adalah hal yang sering ditemui.
4.
Pada persalinan sungsang dimana
bokong lahir terlebih dahulu, biasanya tidak terjadi perubahan bentuk kepala
bayi, sebagai gantinya anggota tubuh yang mengalami pembengkakan dan memar
adalah bokong, alat kelamin dan kaki.
5.
Kadang-kadang bisa terjadi
perdarahan dari tulang kepala dan lapisan penutupnya (periosteum),
mengakibatkan timbulnya benjolan di kepala (sefal hematom) yang akan menghilang
dalam beberapa minggu.
6.
Penekanan selama proses persalinan
normal bisa menimbulkan memar pada wajah. Tekanan ini juga bisa menyebabkan
wajah terlihat tidak simetris.
7.
Asimetri pada wajah juga bisa
terjadi karena kerusakan pada salah satu saraf wajah.
8.
Penyembuhan pada umumnya akan
terjadi secara perlahan-lahan dalam beberapa minggu.
H.
Asuhan Kebidanan pada Neonatus Bayi
dan Balita dengan Kelainan Bawaan
1. Encephalocele
Enchepalokel
jarang ditemukan, merupakan cacat pada daerah oksipital dimana
terjadi penonjolan meningen yang mengandung jaringan otak dan cairan liguor.
Terapi:
eksisi kantong dan menyelamatkan sebanyak mungkin jaringan otak kemudian
menutup cacat tersebut
2.
Hidrocephalus
Definisi: keadaan dimana terjadi penimbunan cairan
serebrospinal dalam ventrikel otak, sehingga kepala
menjadi besar. Jumlah cairan bisa mencapai 1,5 liter bahkan ada sampai 5 liter,
sehingga tekanan intrakranial sangat tinggi.
Hidroscephalus
ada dua, yaitu :
a.
Hidrocephalus tak berhubungan
(obstruktif) : tekanan CSS meningkat karena aliran CSS dihambat di suatu tempat
di dalam sistem ventrikel
b.
Hidrosefalus berhubungan
(komunikans) : tekanan CSS meningkat karena CSS tidak ventrikel di absorbsi
dari ruang subarachnoid, tetap tidak terdapat gangguan dalam sistem.
Penyebab : Obstruksi
sirkulasi likuor (sering terdapat pada bayi) yaitu kelainan bawaan, infeksi,
perdarahan, sekres yang berlebihan, gangguan reasorbsi likuor.
3. Labioskizis
dan Labiopalatoskizis
Ø
Celah bibir dan celah langit-langit
adalah suatu kelainan bawaan yang terjadi pada bibir bagian atas serta
langit-langit lunak dan langit-langit keras mulut.
Ø
Celah bibir (Labioskizis) adalah
suatu ketidaksempurnaan pada penyambungan bibir bagian atas, yang biasanya
berlokasi tepat di bawah hidung.
Ø
Celah langit-langit (palatoskizis)
adalah suatu saluran abnormal yang melewati langit-langit mulutdan menuju ke
saluran udara di hidung. Etiologi: mungkin mutasi genetik atau teratogen (zat
yang dapat menyebabkan kelainan pada janin, contohnya virus atau bahan kimia).
Ø
Manifestasi klinik: Labioskisis
yaitu distorsi pada hidung, tampak sebagian atau keduanya dan adanya celah pada
bibir. Palatoskisis yaitu tampak ada celah pada palatum, ada rongga pada
hidung, distorsi hidung, teraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat
diperiksa dengan jari, kesukaran dalam menghisap atau makan.
Ø
Komplikasi: gangguaan bicara dan
pendengaran, terjadinya otitis media, aspirasi, disstress pernapasan.
4. Atresia
esofagus
Ø
Atresia esofagus yaitu pada ujung
esofagus buntu yang biasanya disertai kelainan bawaan lainnya yaitu kelainan
jantung bawaan dan kelainan gastrointestinal.
Ø
Etiologi: Tidak diketahui,
kemungkinan terjadi secara multifactor. Faktor genetic, yaitu Sindrom Trisomi
21,13, dan 18.
Ø
Gambaran klinik : Liur selalu
meleleh dari mulut bayi dan berbuih, apabila air liur masuk ke dalam trakea
akan terjadi aspirasi.
Ø
Kelainan bawaan ini biasanya terjadi
pada bayi yang baru lahir dengan kurang bulan. Bayi tersebut sering mengalami
sianosis apabila cairan lambung masuk ke dalam paru-paru.
Ø
Penatalaksanaan : Dengan operasi,
sebelum operasi bayi diletakkan setengah
duduk untuk mencegah tregurgitas cairan lambung ke dalam lambung. Lakukan
pengisapan cairan lambung untuk mencegah aspirasi bayi dirawat dalam
inkubator,ubah posisi lebih sering, lakukan pengisapan lendir, rangsang bayi
untuk menangis agar paru-paru berkembang.
5. Atresia esofagus
Ø
Atresia esofagus yaitu pada ujung
esofagus buntu yang biasanya disertai kelainan bawaan lainnya yaitu kelainan
jantung bawaan dan kelainan gastrointestinal.
Ø
Etiologi: Tidak diketahui,
kemungkinan terjadi secara multifactor. Faktor genetic, yaitu Sindrom Trisomi
21,13, dan 18.
Ø
Gambaran klinik : Liur selalu
meleleh dari mulut bayi dan berbuih, apabila air
liur masuk ke dalam trakea akan terjadi aspirasi
Ø
Kelainan bawaan ini biasanya terjadi
pada bayi yang baru lahir dengan kurang bulan. Bayi tersebut sering mengalami
sianosis apabila cairan lambung masuk ke dalam paru-paru.
Ø
Penatalaksanaan : Dengan operasi,
sebelum operasi bayi diletakkan setengah
duduk untuk mencegah tregurgitas cairan lambung ke dalam lambung. Lakukan
pengisapan cairan lambung untuk mencegah aspirasi bayi dirawat dalam
inkubator,ubah posisi lebih sering, lakukan pengisapan lendir, rangsang bayi
untuk menangis agar paru-paru berkembang.
6.
Atresia Ani dan Recti
Ø
Definisi : Tidak adanya lubang tetap
pada anus atau tidak komplit perkembangan embrionik pada distal
usus ( anus ) atau tertutupnya secara abnormal.
Ø
Penyebab : ketidaksempurnaan proses
pemisahan septum anorektal.
Ø
Gambaran klinik : bayi muntah-muntah
pada 24-48 jam setelah lahir dan tidak terdapat defekasi mekonium
atau urine bercampur mekonium
Ø
Atresia Ani terdapat empat golongan
yaitu stenisis rektum yang lebih rendah atau pada anus, membran anus
menetap, anus inperforata dan ujung rektum yang buntu terletak pada macam-macam
jarak dari perinium, lubang anus terpisah dengan ujung rektum yang buntu.
Ø
Pemeriksaan diagnostik : Yaitu
pemeriksaan fisik rektum kepatenan rektum dan dapat dilakukan colok dubur
dengan menggunakan jari atau termometer yang dimasukkan sepanjang 2 cm ke dalam
anus, kalau ada kelainan termometr dan jari tidak dapat masuk. Bila anus
terlihat normal dan terdapat penyumbatan lebih tinggi dari perinium, gejala
akan timbul dalam 24-48 jam setelah lahir berupa perut kembung, muntah berwarna
hijau. Pemeriksaan radiologi untuk mengetahui sampai dimana terdapat penyumbatan.
5. Hirschsprung
Ø
Pengertian : suatu kelainan bawaan
tidak terbentuknya sel ganglion para simpatis dari pleksuss messentrikus /
aurebach pada kolon bagian distal
Ø
Hirschsprung terbagi dua yaitu segmen pendek : dari anus sampai sigmoid, segmen panjang : kelainan melebihi sigmoid bahkan dapat mengenai
seluruh kolon atau usus halus.
Ø
Gambaran Klinik : Trias yang sering
ditemukan ialah mekonium yang lambat
keluar ( lebih dari 24 jam ), perut kembung, dan muntah berwarna hijau.
Ø
Pemeriksaan colok anus yaitu jari
akanØ merasakan
jepitan, dan pada waktu ditarik akan diikuti dengan keluarnya udara dan
mekonium atau tinja yang menyemprot.
Ø
Penatalaksanaan : hanya dengan
operasi, atau biasanya pipa rektum (merupakan tindakan sementara) dan dilakukan
pembilasan dengan air garam fisiologis (bila ada instruksi dokter), memberikan
yang bergizi serta mencegah terjadinya infeksi. Masalah utama yang terjadi
gangguan defekasi (obstipasi).
6.
Spina Bifida
Adalah
kelainan bawaan yang terbentuk sejak dalam kandungan. Ada sebagian komponen
tulang belakang yang tidak terbentuk. Jadi, tidak ada tulang lamina yang
menutupi sumsum atau susunan sistem saraf pusat di tulang belakang. Terjadinya
kelainan ini, dimulai sejak dalam masa pembentukan bayi dalam kandungan.
Terutama pada usia 3-4 minggu kehamilan. Pada masa ini janin sedang dalam
pembentukan lempeng-lempeng saraf. Jika saat itu ada gangguan, tulang belakang
yang seharusnya menutup jadi tidak menutup. Kemungkinan penyebab gangguan ini
adalah ibu hamil kekurangan konsumsi asam folat. Pada proses perkembangan
tulang belakang dengan sarafnya itu, awalnya tulang belakang dan sumsum tumbuh
di tingkat yang sama. Tapi dalam perkembangannya kemudian, Tulang belakang
tumbuh lebih cepat dari sumsum tulang. Kalau ada gangguan pembentukan tulang
belakang, perkembangannya jadi tertahan. Karena tulang belakangnya tidak
terbentuk, maka sumsum tulang jadi tersangkut pada bagian tulang yang berlubang
(defect) tadi, sehingga sumsum tulang keluar dan menonjol. Isinya bisa hanya
berupa selaput saraf dengan air saja atau saraf-sarafnya pun ikut keluar dan
menonjol. Sebetulnya, kelainan ini bisa dideteksi sejak dalam kandungan lewat
pemeriksaan USG atau dengan pemeriksaan cairan amnionnya. Bahkan kalau di luar
negeri, bila diketahui si bayi terkena kelainan ini bisa langsung dikoreksi
sejak dalam kandungan.
Gejala pada
spina bifida okulta :
a.
Seberkas rambut pada daerah sakral
(panggul bagian belakang)
b.
Lekukan pada daerah sakrum.
Terdapat
beberapa jenis spina bifida :
a.
Spina bifida okulta : merupakan
spina bifida yang paling ringan. Satu atau beberapa vertebra tidak terbentuk
secara normal, tetapi korda spinalis dan selaputnya (meningens) tidak menonjol.
b.
Meningokel : meningens menonjol
melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi
cairan di bawah kulit.
c.
Mielokel : jenis spina bifida yang
paling berat, dimana korda spinalis menonjol dan kulit diatasnya tampak kasar
dan merah.
7. Omfalokel (amniokel = Eksomfalokel)
Penyebabnya
adalah kegagalan alat pada dalam kembali ke rongga abdomen pada waktu janin
berumur 10 minggu hingga menyebabkan timbulmya omfalokel. Kelainan dengan
adanya sembulan dari kantong yang berisi usus dari visera abdomen melalui defek
dinding abdomen pada umbikalis dan terlihat menonjol. Angka kematian ini tinggi
bila omfalokel besar karena kantong dapat pecah dan terjadi infeksi.
Masalah yang
dapat terjadi adalah potensial infeksi, sebelum operasi bila kantong belum
pecah, dioleskan merkurokrum setiap hari untuk mencegah infeksi. Setelah
diolesi diolesi dengan kasa steril, diatasnya ditutupi lagi dengan kapas agak
tebal baru dipasang gurita.
Penatalaksanaan
: Operasi segera dilakukan setelah lahir, tetapi mengingat bahwa memasukkan
semua usus dan alat visera sekaligus ke dalam rongga abdomenakan menimbulkan
tekanan yang mendadak pada paru hingga timbul gangguan pernapasan, maka
biasanya operasi ditunda beberapa bulan.
8. Hernia Diafragma
Terjadi
karena terbentuknya sebagian diafragma sehingga isi perut masuk kedalam rongga
toraks. Kelainan yang sering ditemukan ialah penutupan tidak sempurna dari
sinus pleuroperitoneal yang terletak pada bagian posrero lateral dari
diafragma.
Gejala
tergantung kepada banyaknya isi perut yang masuk kedalam toraks, akan timbul gejala gangguan pernapasan seperti sianosis, sesak
napas, retaraksi sela iga dan sublateral, perut kecil dan cekun, suara napas
tidak terdengar pada paru yang terdesak pada bunyi jantung lebih jelas pada
bagian yang berlawanan oleh karena didorong oleh isi perut.
Diagnosis
adalah dengan membuat foto toraks. Tindakan
dengan operasi, sebelumnya dilakukan tindakan pemberian oksigen bila bayi
tampak sianosi, kepala dan dada harus lebih tinggidari pada dada dan perut,
yaitu agar tekanan dari isi perut terhadap paru berkurang dan membbiarkan
daifragma bergerak dengan bebas. Posisi ini juga dilakukan setelah operasi.
9. Atresia Koane
Penutupan
satu atau kedua saluran hidung oleh karena kelainan pertumbuhan tulang- tulang
dan jaringan ikat. Bayi akan sukar bernafas dan minum. Atresia unilateral tidak
memerlukan tindakan bedah segera, tetapi bila bilateral harus dilakukan
tindakan operatif.
10. Obstruksi Usus
Pada bayi yang di lahirkan oleh ibu dengan
hidroamnion, harus dilakukan dengan tindakan pemasukan pipa melalui mulut
kelambung. Untuk mengetahui ada tidaknya atresia esofagus, bila dapatn mencapai
bila dapat mencapai lambung dan cairan lambung dapat diisap lebih dari 15 ml,
dapat diduga mungkin terdapat obstruksi usus letak tinggi, obstruksi dapat
terjadi pada usus halus dan usus besar yang dapat di sebabkan atresia, stenosis
atau malrotasi.
Gejala umum yang terjadi muntah berwarnah hijau atau
kuning coklat, perut membuncit, kadang-kadang tampak gerakan peristaltikdan
terdapat obstipasi.
Penatalaksaan: dipuaskan, pemberian cairan dan
elektrolit dengan parenteral, pengosongan lambung dan usus dengan cara
mengisapnya terus menerus, operasi sesuai dengan letak obstruksi
Penyakit ini merupakan penyakit bawaan yang di
sebabkan disfungsi umum kelenjar eksokrim pancreas. kedaan ini menyababkan
berkurangnya enzim pangkreas yant mengalir kelumen usus halus sehingga isi usus
halus menjadi kental dan menumbat lumen usus.
11. Atresia Duodeni
Biasanya
terjadi dibawah ampula vateri, muntah terjadi beberapa jam sesudah kelahiran.
Perut dibagian epigastrium tampak membuncit sesaat sebelum muntah. Muntah
mungkin projektil dan berwarnah hijau.
Foto abdomen
dalam posisi tegak akan memperlihatkan pelebaran lambung dan bagian proksimal
duodenum tampa adanya udara dibagian lain usus.
Pengobatan
ialah dengan oprasi. Sebelum operasi dilakukan hendaknyaØ lambung
dikosongkan dan diberikan cairan intaravena untuk memperbaiki gangguan air dan
elektrolit yangb terjadi.
12. Hipospadia
Ø
Hipospadia adalah suatu kelainan
bawaan dimana metus eksterna terletak dipermukaan ventral penis dan lebih
proksimaldari tempatnya yang normal (ujung glan penis)
Ø Etiologi:
maskulinisasi inkomplit dari genetalia karenainvolusi yang prematur dari sel
interstisial testis
Ø
Manifestas klinik: penis melengkung
kearah bawah hal ini disebabkan adanya chordee yaitubsuatu jaringan fibrosa
yang menyebar mulai dari meatus uretra yaitu tipe glandula, distal penila,
penila, penoskrotal, scrotal dan parienal.
Ø
Penatalaksanaan: operasi yang
terdiri dari beberapa tahap yaitu operasi pelepasan chordee dan tunneling
dilakukan pada glans penis dan muaranya, bahan untuk menutup luka eksisichordee
dan pembuatan tunneling diambil dari preputium penis bagian dorsal. Oleh karena
itu hipospadia merupakan kontra indikasi mutlak untuk sirkumisi. Operasi
uretroplasti, biasanya dilakukan 6 bulan setelah operasi pertama uretra dibuat
dari kulit penis bagian ventral yang diinsisi secara longitudional paralel
dikedua sisis.
13. Fimosis
Pengertian fimosis adalah penyempitan pada preposium,
kelainan yang menyebabkan bayi atau anak sukar berkemih.
Penyebab
Adanya
smegma pada ujung prepusium yang menyulitkan bayi berkemih
Tanda dan gejala
Kulit
prepusium menggelembung seperti balon dan bayi / anak menangis keras sebelum
urine keluar.
Penanganan
Untuk
menolongnya dapat dicoba dengan melebarkan lobang preposium dengan cara mendorong
kebelakang kulit prepesium tersebut dan biasanya akan terjadi luka. Untuk
mencegah infeksi dan agar luka tidak merapat lagi pada luka tersebut dioleskan
salep antibiotik. Tindakan ini mula-mula dilakukan oleh dokter selanjutnya
dirumah orangtua sendiri di minta melakukannya seperti dilakukan oleh dokter (
pada orang barat sunat dilakukan pada seorang laki-laki kerioka masih
dirawat/ketika baru lahir. Tindakan ini dimaksudkan untuk kebersihan /mencegah
infeksi karena adanya spegma bukan karena keagamaan. Setiap memandikan bayi
hendaknya preposium didorong kebelakang kemudian ujungnya dibersihkan dengan
kapas yang telah dijelang dengan air matang.
14. Epispadia
Ø
Pengertian : Suatu kelainan bawaan
pada bayi laki-laki, dengan lubang uretra terdapat bagian punggung penis atau
uretra tidak berbentuk tabung, tetapi terbuka.
Ø
Jenis: lubang uretra terdapat
dipuncak kepala penis,seluruh uretra terbuka disepanjang penis, seluruh uretra
terbuka dan lubang kandung kemih terdapat pada dinding perut.
Ø
Gejala: lubang uretra terdapat
dipunggung penis
Ø
Diagnosis : untuk melihat beratnya
epispadia, dilakukan pemeriksaan berikut radiologis, USG system kemih kelamin.
Ø
Penangannan: melalui pembedahan
15. Kelainan Jantung Kongenital
Penyakit
jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah gangguan atau kelainan
organ jantung saat lahir dan merupakan salah satu penyebab kematian terbesar
akibat dari kelainan saat lahir pada tahun pertama kehidupan.
Penelitian
membuktikan bahwa mutasi genetik, factor lingkungan, infeksi saat kehamilan,
dan keracunan dapat menyebabkan atau berperan di dalam gangguan pembentukan
jantung. Meskipun begitu, terdapat beberapa kelainan bawaan yang tidak
diketahui penyebabnya.
Pembentukan
sistim kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) dimulai pada minggu ketiga pertumbuhan janin. Sirkulasi janin akan berkembang
sehingga janin dapat tumbuh dan berkembang di dalam rahim dengan menggunakan
plasenta (ari-ari) sebagai sumber dari nutrisi, oksigen, dan pembuangan sisa
metabolisme.
16. Kelainan Metabolik dan Endokrin
Pengertian
Merupakan gangguan metabolisme
ataupun endokrin yang terjadi pada bayi baru lahir.
Klafikasi
dan penyebab
Gangguan metabolik yaitu:
•
Hipertermia
•
Hipotermia
•
Edema, terdapat pada 150 imunisasi
rhesus berat pada bayi dari ibu penderita DM.
•
Tetani, biasanya ditemukan pada
hipoparatiroidisme fisiologik sepintas yaitu karena berkurangnya kesanggupan
ginjal untuk mengsekresikan fosfat pada bayi yang mendapat susu buatan dan bayi
dari ibu penderita DM atau pra DM.
I.
Imunisasi pada Neonatus Bayi dan
Anak Balita
Imunisasi
Ø
Anak-anak harus diimunisasi untuk
melindungi mereka terhadap penyakit menular. Vaksin sangat aman dan efektif,
walaupun beberapa anak bisa saja mengalami reaksi ringan setelah diimunisasi.
Ø
Kebanyakan vaksin diberikan melalui
suntikan dan beberapa melalui mulut, misalnya polio.
Ø
Vaksin pertama yang diterima bayi
adalah vaksin Hepatitis B, lalu dosis pertama vaksin ini diberkan selama minggu
pertama kehidupan, kadang keitka bayi masih di rumah sakit. Imunisasi rutin
lainnya dimulai pada minggu ke 6-8.
Ø
Imunisasi tidak boleh ditunda,
meskipun bayi sedang mengalami demam ringan karena infeksi ringan biasa.
Ø
Banyak vaksin memerlukan lebih dari
satu dosis untuk memberikan perlindungan penuh.
Ø
Jadwal imunisasi yang harus
diberikan bukanlah jadwal yang kaku. Orang tua sebaiknya berusaha membawa
anaknya untuk imunisasi sesuai jadwal, tapi bila terjadi penundaan, hasil akhir
kekebalan yang didapat tidak akan terpengaruh. Juga tidak diperlukan pengulangan
serial vaksin dari awal.
Ø
Beberapa vaksin dianjurkan diberikan
pada keadaan tertentu. Misalnya, vaksin Hepatitis A diberikan kepada
orang-orang yang melanjutkan sekolahnya atau bepergian ke luar negeri.
Ø
Pada satu kali kunjungan ke dokter,
mungkin diberikan lebih dari satu vaksin. Tetapi beberapa vaksin sering
dicampurkan dalam satu suntikan, misalnya vaksin pertusis, difteri, tetanus dan
Hemophilus influenzae tipe B.
Ø
Suatu vaksin kombinasi mengurangi
jumlah suntikan tetapi tidak menjamin kemanan dan efektivitas vaksinnya.
Ø
Untuk membantu mencegah
gastroenteritis berat karena infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus
per-oral (melalui mulut).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar