Jumat, 26 April 2013

KONSEP DASAR REMAJA


a.  Pengertian masa remaja
Berdasarkan kronologis dan berbagai kepentingan terdapat berbagai definisi tentang remaja yaitu sebagai berikut:
1) Menurut E.L.Kelly remaja adalah masa ketika seorang individu mempersiapkan diri memasuk masa dewasa.
2) Menurut Diknas, anak dianggap remaja apabila sudah berusia 18 tahun, yang sesuai dengan saat lulus Sekolah Menengah Atas (SMA).
3) Menurut WHO, anak dikatakan remaja apabila telah mencapai usia 10-18 tahun
(Nirwana, 2011:20).
Pengertian remaja menurut beberapa pengertian di atas yaitu anak yang telah mencapai usia 10-18 tahun dan mampu mempersiapkan diri memasuki masa dewasa.
b. Masa Remaja dan Perkembangannya
Dalam perkembangan kepribadian remaja mempunyai arti yang khusus, dan masa remaja mempunyai tempat yang tidak jelas dalam rangkaian perkembangan seseorang.
Remaja ada di atara golongan aanak dan dewasa. Remaja masih belum mampu untuk menguasai fungsi-funfsi fisik maupun psikisnya. Ditinjau dari segi tersebut, maka mereka masih dalam golongan kanak-kanak, mereka harus bisa menemukan menemukan tempat dalam masyarakat.
Remaja ada dalam tempat marjinal (Lewin,1939). Berhubung ada bermacam-macam syarat untuk dikatakan sebagai dewasa, maka akan lebih muda jika di masukkan sebagai kategori anak dari pada dewasa. Meskipun begitu, kedudukan dan staus remaja berbeda dengan anak-anak. Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peraliahan karena masa remaja belum memperoleh status orang dewasa tetapi, tidak lagi menyandang status kanak-kanak. Maka dengan inilah ,asa remaja disebut dengan masa marjinal.
Ausubel (1965) menyebut status orang dewasa sebagai status primer, artinya status itu diperoleh berdasarkan kemampuan dan usaha sendiri. Status anak adalah status yang diperoleh (devided), artinya tergantung dari pada apa yang diberikan oleh orang tuanya (dalam masyarakat). Remaja ada dalam status Interim sebagai akibat daripada posisi yang diberikan orang tua dan sebagian diperoleh melalui usaha sendiri yang selanjutnya memberikan prestise tertentu padanya. Status interim berhubungan dengan masa peralihan yang timbul setelah pemasakan seksual (puberitas). Masa peralihan tersebut diperluas untuk mempelajari remaja mampu memikul tanggung jawab nanti dalam masa dewasanya. (Nirwana, 2011:21-23)
c. Fase-fase Masa Remaja
1) Masa Pra-Pubertas (12-13 tahun)
Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki.pada masa ini terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu menigkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ reproduksi remaja.
2)  Masa Pubertas (14-16 tahun)
Masa ini disebut juga dengan masa remaja awal, dimana perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sengat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yng begitu pesat. Keinginan seksualnya jga semakin kuat.pada remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama, sedang pada remaja laki-laki ditandai dengan mimpi basah yang pertama.
3)  Masa Akhir Pubrtas (17-18 tahun)
Pada masa ini,remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai wanita ataupun sebagi laki-laki. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka.
4)       Periode Remaja Adolesensi (19-21 tahun)
Pada periode ini, umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dipikiran mereka.
(Nirwana, 2011:28)
d.  Karakteristik Perubahan Fisik Remaja
Bila membicarakan perubahan fisik remaja, maka tidak akan lepas dari karakteristik fisik remaja, perubahan hormonal remaja, masa kematangan seksual dan reaksi terhadap menarche. Perubahan fisik remaja yaitu terjadi perubahan secara biologis.
1)  Karakteristi Perubahan Fisik Remaja Wanita
a) Pertumbuhan payudara pada usia 3-7 tahun
b) Pertumbuhan rambut kemaluan pada usia 7-14 tahun
c) Pertumbuhan badan/tubuh 9,5-14,5 tahun
d) Pertumbuhan bulu ketiak 1-2 tahun setelah tumbuh rambut pubis (pubic hair).
2)  Karakteristik Perubahan Fisik Remaja Laki-laki
a) Pertumbuhan testis, kantong skorotum pada usia 10-13,5 tahun
b) Pertumbuhan rambut kemaluan pada usia 10-15 tahun
c) Pertumbuhan badan/tumbuh 10,5-16 tahun
d) Pertumbuhan penis, kelenjar prostate, vesika seminalis pada usia 11-14,5 tahun
e) Ejakulasi pertama dengan mengeluarkan semen kira-kira 1 tahun setelah pertumbuhan penis
f) Pertumbuhan rambut wajah dan bulu ketiak kira-kira 2 tahun setelah tampak rambut kemaluan
(Nirwana, 2011:30)
e. Ciri-ciri Seks Primer
Pada remaja laki-laki, pertumbuhan cirri-ciri seks primer ditandai dengan sangat cepatna pertumbuhan testis, yaitu pada tahun pertama dan tahun kedua. Kemudian tumbuh secara lambat, dan mencapai ukuran matangnya pada usia 20-21 tahun. Setelah testis mulai tumbuh, penis mulai panjang, pembuluh mani dan kelenjar prostat semakin membesar. Matangnya organ-organ seks tersebut menyebabkan terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki.
Pada remaja wanita, kematangan organ-organ seksnya ditandai dengan berkembangnya rahim, vagina, dan ovarium (indung telur secara cepat). Ovarium menghasilkan ovum (telur) dan mengeluarkan hormon-hormon yang dibutuhkan untuk kehamilan, menstruasi dan perkembangan seks sekundr. Pada masa ini terjadi menarche.
f.  Ciri-ciri Seks Sekunder
1) Pada Wanita
a) Tumbuh rambut pubis disekitar kemaluan dan ketiak
b) Bertambah besar buah dada
c) Bertambah besarnya panggul
d) Kulit halus
e) Suara melengking tinggi
2) Pada Pria
a) Tumbuh rambut pubis disekitar kemalian dan ketiak
b) Tumbuhnya jakun
c) Terjadinya perubahan suara yang menjadi lebih berat
d) Tumbuh kuis, jenggot, jambung, dan bulu dada
e) Bentuk tubuh segitiga bidang (atletis)
g. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Masalah pada Remaja
1) Adana perubahan-perubahan biologis dan psikologis yang sangat pesat pada remaja menimbulkan dorongan tertentu yang sifatnya sangat kompleks.
2) Orang tua dan pendidik kurang siap untuk memberikan informasi yang benar dan tepat waktu karena ketidaktahuannya.
3) Perbaikan gizi yang menyebabkan menarche menjadi lebih dini dan masih banyaknya kawin muda
4) Membaiknya sarana komunikasi dan trasportasi akibat kemajuan teknologi, menyebabkan membanjirnya arus informasi dari luar yang sulit diseleksi.
5) Kurangnya pemanfaatan penggunaan sarana untuk menyalurkan gejolak remaja. Perlu penyaluran bakat dan minat sebagai subtitusi yang bernilai positif ke arah perkembangan keterampilan, yang mengandung unsur kecepatan dan kekuatan, seperti berolahraga
(Nirwana, 2011:32)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar