Angka
Kematian Ibu di Indonesia Tertinggi se ASEAN
Tribunnews.com - Kamis, 8 Maret 2012 08:46 WIB
Share
Email
Print
Berita Lainnya
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data Depkes
RI, 2007 menjukkan Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia tertinggi Se- ASEAN. Jumlahnya mencapai 390 per 100.000 kelahiran hidup.Angka tersebut 3-6
kali dari AKI Negara-negara maju dan salah satunya disebabkan karena infeksi
dengan proporsi 20-30%,dan kasus ini 25-55% disebabkan oleh infeksi jalan
lahir,yang disebabkan beberapa faktor diantaranya mobilisasi dini,vulva
hygiene,vaskulerisasi,stressor,dan juga nutrisi.Dan survey kesehatan kesehatan
rumah tangga (SKRT) awal pada bulan September 2007 terhadap 10 orang ibu nifas
,didapatkan data 6 orang atau 60 % melakukan vulva hygienedengan benar dan 4
orang atau 40% melakukan vulva hygiene kurang benar,hal tersebut sebagai
parameter bahwa infeksi masa nifas di Indonesia masih tinggiPemerintah
masih dituntut bekerja keras menurunkannya hingga tercapai target Millennium
Development Goal (MDG) 5, menurunkan AKI menjadi 102/100.000 pada tahun 2015.
"Patut kita waspadai AKI di
Indonesia terbilang tinggi di ASEAN," ujar anggota Komisi IX DPR RI
Herlini Amran, Kamis (8/3/2012), dalam rilisnya ke redaksi Tribunnews.com.
Legislator PKS itu mengatakan
pemerintah punya tugas untuk menurunkan AKI di Indonesia menjadi 102 per 100.00
sesuai target MDGs tahun 2015. Apalagi, tahun ini, DPR telah menyetujui
anggaran Program Jaminan Persalinan (Jampersal) sebesar 1,56 triliun rupiah melalui
Ditjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI. Ditambah lagi anggaran Program
Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi sebesar 120 miliar rupiah dan
terintegrasi dalam anggaran Biaya Operasional Kesehatan (BOK) sebesar 1,07
triliun rupiah pada Ditjen Bina Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI.
"Uang negara sebesar itu ada
kemungkinan habis tanpa capaian yang signifikan bila pemerintah tidak serius
mengawal terlaksananya kebijakan ini di bawah," katanya.
"Misal saya masih menerima
aspirasi para bidan yang enggan menjadi mitra Jampersal karena biaya paket
persalinannya kerap dipotong hingga 50% lebih oleh aparatur daerah. Bahkan
dalam beberapa kali RDPU Komisi IX dengan anggota DPRD dari berbagai daerah,
terus saja terungkap deviasi pencairan klaim paket Jampersal ini. Padahal biaya
Rp. 650.000,-/paket persalinan itu adalah hak para perempuan Indonesia yang
akan melahirkan dengan bantuan bidan atau fasilitas kesehatan.
"Saya yakin ini
akan terus berlangsung bila tidak ada pengawasan dan sosialisasi yang ketat ke
bawah," ujarnya.
Bertepatan dengan hari perempuan
internasional yang diperingati 8 Maret, anggota DPR asal Kepuluan Riau
ini mengajak perempuan Indonesia berpartisipasi aktif atau minimal mengawasi
setiap langkah-langkah terobosan yang dilakukan Pemerintah guna menurunkan AKI
di Indonesia," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar