Jumat, 26 April 2013

KONSEP DASAR REMAJA


a.  Pengertian masa remaja
Berdasarkan kronologis dan berbagai kepentingan terdapat berbagai definisi tentang remaja yaitu sebagai berikut:
1) Menurut E.L.Kelly remaja adalah masa ketika seorang individu mempersiapkan diri memasuk masa dewasa.
2) Menurut Diknas, anak dianggap remaja apabila sudah berusia 18 tahun, yang sesuai dengan saat lulus Sekolah Menengah Atas (SMA).
3) Menurut WHO, anak dikatakan remaja apabila telah mencapai usia 10-18 tahun
(Nirwana, 2011:20).
Pengertian remaja menurut beberapa pengertian di atas yaitu anak yang telah mencapai usia 10-18 tahun dan mampu mempersiapkan diri memasuki masa dewasa.
b. Masa Remaja dan Perkembangannya
Dalam perkembangan kepribadian remaja mempunyai arti yang khusus, dan masa remaja mempunyai tempat yang tidak jelas dalam rangkaian perkembangan seseorang.
Remaja ada di atara golongan aanak dan dewasa. Remaja masih belum mampu untuk menguasai fungsi-funfsi fisik maupun psikisnya. Ditinjau dari segi tersebut, maka mereka masih dalam golongan kanak-kanak, mereka harus bisa menemukan menemukan tempat dalam masyarakat.
Remaja ada dalam tempat marjinal (Lewin,1939). Berhubung ada bermacam-macam syarat untuk dikatakan sebagai dewasa, maka akan lebih muda jika di masukkan sebagai kategori anak dari pada dewasa. Meskipun begitu, kedudukan dan staus remaja berbeda dengan anak-anak. Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peraliahan karena masa remaja belum memperoleh status orang dewasa tetapi, tidak lagi menyandang status kanak-kanak. Maka dengan inilah ,asa remaja disebut dengan masa marjinal.
Ausubel (1965) menyebut status orang dewasa sebagai status primer, artinya status itu diperoleh berdasarkan kemampuan dan usaha sendiri. Status anak adalah status yang diperoleh (devided), artinya tergantung dari pada apa yang diberikan oleh orang tuanya (dalam masyarakat). Remaja ada dalam status Interim sebagai akibat daripada posisi yang diberikan orang tua dan sebagian diperoleh melalui usaha sendiri yang selanjutnya memberikan prestise tertentu padanya. Status interim berhubungan dengan masa peralihan yang timbul setelah pemasakan seksual (puberitas). Masa peralihan tersebut diperluas untuk mempelajari remaja mampu memikul tanggung jawab nanti dalam masa dewasanya. (Nirwana, 2011:21-23)
c. Fase-fase Masa Remaja
1) Masa Pra-Pubertas (12-13 tahun)
Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki.pada masa ini terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu menigkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ reproduksi remaja.
2)  Masa Pubertas (14-16 tahun)
Masa ini disebut juga dengan masa remaja awal, dimana perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sengat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yng begitu pesat. Keinginan seksualnya jga semakin kuat.pada remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama, sedang pada remaja laki-laki ditandai dengan mimpi basah yang pertama.
3)  Masa Akhir Pubrtas (17-18 tahun)
Pada masa ini,remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai wanita ataupun sebagi laki-laki. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka.
4)       Periode Remaja Adolesensi (19-21 tahun)
Pada periode ini, umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dipikiran mereka.
(Nirwana, 2011:28)
d.  Karakteristik Perubahan Fisik Remaja
Bila membicarakan perubahan fisik remaja, maka tidak akan lepas dari karakteristik fisik remaja, perubahan hormonal remaja, masa kematangan seksual dan reaksi terhadap menarche. Perubahan fisik remaja yaitu terjadi perubahan secara biologis.
1)  Karakteristi Perubahan Fisik Remaja Wanita
a) Pertumbuhan payudara pada usia 3-7 tahun
b) Pertumbuhan rambut kemaluan pada usia 7-14 tahun
c) Pertumbuhan badan/tubuh 9,5-14,5 tahun
d) Pertumbuhan bulu ketiak 1-2 tahun setelah tumbuh rambut pubis (pubic hair).
2)  Karakteristik Perubahan Fisik Remaja Laki-laki
a) Pertumbuhan testis, kantong skorotum pada usia 10-13,5 tahun
b) Pertumbuhan rambut kemaluan pada usia 10-15 tahun
c) Pertumbuhan badan/tumbuh 10,5-16 tahun
d) Pertumbuhan penis, kelenjar prostate, vesika seminalis pada usia 11-14,5 tahun
e) Ejakulasi pertama dengan mengeluarkan semen kira-kira 1 tahun setelah pertumbuhan penis
f) Pertumbuhan rambut wajah dan bulu ketiak kira-kira 2 tahun setelah tampak rambut kemaluan
(Nirwana, 2011:30)
e. Ciri-ciri Seks Primer
Pada remaja laki-laki, pertumbuhan cirri-ciri seks primer ditandai dengan sangat cepatna pertumbuhan testis, yaitu pada tahun pertama dan tahun kedua. Kemudian tumbuh secara lambat, dan mencapai ukuran matangnya pada usia 20-21 tahun. Setelah testis mulai tumbuh, penis mulai panjang, pembuluh mani dan kelenjar prostat semakin membesar. Matangnya organ-organ seks tersebut menyebabkan terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki.
Pada remaja wanita, kematangan organ-organ seksnya ditandai dengan berkembangnya rahim, vagina, dan ovarium (indung telur secara cepat). Ovarium menghasilkan ovum (telur) dan mengeluarkan hormon-hormon yang dibutuhkan untuk kehamilan, menstruasi dan perkembangan seks sekundr. Pada masa ini terjadi menarche.
f.  Ciri-ciri Seks Sekunder
1) Pada Wanita
a) Tumbuh rambut pubis disekitar kemaluan dan ketiak
b) Bertambah besar buah dada
c) Bertambah besarnya panggul
d) Kulit halus
e) Suara melengking tinggi
2) Pada Pria
a) Tumbuh rambut pubis disekitar kemalian dan ketiak
b) Tumbuhnya jakun
c) Terjadinya perubahan suara yang menjadi lebih berat
d) Tumbuh kuis, jenggot, jambung, dan bulu dada
e) Bentuk tubuh segitiga bidang (atletis)
g. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Masalah pada Remaja
1) Adana perubahan-perubahan biologis dan psikologis yang sangat pesat pada remaja menimbulkan dorongan tertentu yang sifatnya sangat kompleks.
2) Orang tua dan pendidik kurang siap untuk memberikan informasi yang benar dan tepat waktu karena ketidaktahuannya.
3) Perbaikan gizi yang menyebabkan menarche menjadi lebih dini dan masih banyaknya kawin muda
4) Membaiknya sarana komunikasi dan trasportasi akibat kemajuan teknologi, menyebabkan membanjirnya arus informasi dari luar yang sulit diseleksi.
5) Kurangnya pemanfaatan penggunaan sarana untuk menyalurkan gejolak remaja. Perlu penyaluran bakat dan minat sebagai subtitusi yang bernilai positif ke arah perkembangan keterampilan, yang mengandung unsur kecepatan dan kekuatan, seperti berolahraga
(Nirwana, 2011:32)

Minggu, 21 April 2013

USIA MENARCHE

Menarche adalah  haid yang  pertama kali, biasanya terjadi pada usia 11 - 16 tahun yang merupakan peristiwa terpenting pada gadis remaja (Eva 2010). Menarche adalah haid yang pertama kali datang.  Haid adalah pendarahan yang berasal dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungannya menunaikan fungsinya, terjadi setiap bulan  secara teratur pada seorang wanita dewasa yang sehat dan tida hamil.  Haid merupakan ciri khas seorang wanita dimana terjadi perubahan-perubahan siklik dari alat kandungannya sebagai persiapan  kehamilan (Depkes RI, 2005)
1)      Pembagian menarche dibagi menjadi :
a)      Pubertas Prekoks
Dikatakan menarche dini jika haid pertama terjadi sebelum umur 10 tahun.  Pubertas dikatakan premature, kalau cirri-ciri sekunder timbul sebelum umur 8 tahun.  Pertumbuhan badan juga lebih cepat, akan tetapi pertumbuhan garis epivis pada tulang juga lebih cepat dari biasa, maka biasanya tinggi, badan kurang dari nirmal.  Dan 90% dari kasus pubertas dini tidak ditemukan kelainan organic (Sarwono,2005)
b)      Menarche Normal
Pada wanita terjadi pada usia 11-13 tahun.  Pada permulaan, hanya estrogen saja yang dominan.  Dominannya estrogen pada permulaan menstruasi sangat penting karena menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan tanda seks sekunder itu sebabnya pada permulaan pendarahan sering tidak teratur karena bentuk menstruasinya anovulatoir (tanpa pelepasan telur) (Manuaba,2009) 
c)      Menarche Tarda
Menarche  yang baru datang setelah wanita berusia lebih dari 14-16 tahun.  Kalau menarchenya belum datang pada umur 18 tahun dapat diberi diagnosis aminore primer.  Menarche tarda dapat disebabkan oleh faktorherediter, gangguan kesehatan dan kekurangan gizi (Sarwono, 2005)

Jumat, 19 April 2013

PENANGANAN DIARE PADA ANAK


Tidak selamanya diare itu buruk. Sebenarnya diare adalah mekanisme tubuh untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Racun yang dihasilkan oleh virus, bakteri, parasit dan sebagainya akan dibuang keluar bersama dengan tinja yang encer.
Kehilangan cairan tubuh yang mengandung elektrolit penting adalah penyebab kematian pada penderita diare. �Kondisi yang disebut dehidrasi ini berbahaya karena dapat menimbulkan gangguan irama jantung dan menurunkan kesadaran pasien. Jangan anggap remeh, kalau tidak diatasi bisa menimbulkan kematian,� jelas dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD, KGEH, MMB
Sebagian besar diare akut (diare mendadak) pada anak dapat disembuhkan hanya dengan pemberian cairan dan meneruskan pemberian makanan saja. Oleh sebab itu, inti dari pengobatan diare adalah memberikan cairan untuk menghindari terjadi dehidrasi.
�Prinsip pengobatan diare adalah mencegah dehidrasi dengan pemberian oralit (rehidrasi) dan mengatasi penyebab diare, � ungkap dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD, KGEH, MMB. Diare dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti salah makan, bakteri, parasit, sampai radang. Pengobatan yang diberikan harus disesuaikan dengan klinis pasien.
Upaya yang dilakukan agar ibu mempunyai sikap yang positif tentang diare yaitu dengan pemberian KIE pada ibu khususnya tentang dampak dari penyakit diare, pelatihan bagi tenaga kesehatan dan kader masyarakat tentang cara mencegah dan menanggulangi diare melalui kegiatan di posyandu, PKK, arisan dan pertemuan didesa dengan menyebarkan leaflet 
Obat diare dibagi menjadi tiga, pertama kemoterapeutika yang memberantas penyebab diare .seperti bakteri atau parasit, obstipansia untuk menghilangkan gejala diare dan spasmolitik yang membantu menghilangkan kejang perut yang tidak menyenangkan.
Sebaiknya jangan mengkonsumsi golongan kemoterapeutika tanpa resep dokter. Dokter akan menentukan obat yang disesuaikan dengan penyebab diarenya misal bakteri, parasit. Pemberian kemoterapeutika memiliki efek samping dan sebaiknya diminum sesuai petunjuk dokter
Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.
Penggolongan Obat Diare
A.    Kemoterapeutika untuk terapi kausal yaitu memberantas bakteri penyebab diare seperti antibiotika, sulfonamide, kinolon dan furazolidon.
1.     Racecordil
Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan. Racecordil yang pertama kali dipasarkan di Perancis pada 1993 memenuhi semua syarat ideal tersebut.
2.     Loperamide
Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Obat diare ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Efek samping yang sering dijumpai adalah kolik abdomen (luka di bagian perut), sedangkan toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali terjadi.
3.     Nifuroxazide
Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan.
Obat diare ini diindikasikan untuk dire akut, diare yang disebabkan oleh E. coli & Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non spesifik, baik digunakan untuk anak-anak maupun dewasa.
4.     Dioctahedral smectite
Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi barrier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus. Smectite mengubah sifat fisik mukus lambung dan melawan mukolisis yang diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga dapat memulihkan integritas mukosa usus seperti yang terlihat dari normalisasi rasio laktulose-manitol urin pada anak dengan diare akut.
B.    Obstipansia untuk terapi simtomatis (menghilangkan gejala) yang dapat menghentikan diare dengan beberapa cara:
1.     Zat penekan peristaltik, sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus seperti derivat petidin (difenoksilatdan loperamida), antokolinergik (atropine, ekstrak belladonna)
2.     Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak (tannin) dan tannalbumin, garam-garam bismuth dan alumunium.
3.     Adsorbensia, misalnya karbo adsorben yanga pada permukaannya dapat menyerap (adsorpsi) zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau yang adakalanya berasal dari makanan (udang, ikan). Termasuk di sini adalah juga musilago zat-zat lendir yang menutupi selaput lendir usus dan luka-lukanya dengan suatu lapisan pelindung seperti kaolin, pektin (suatu karbohidrat yang terdapat antara lain sdalam buah apel) dan garam-garam bismuth serta alumunium.
Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang seringkali mengakibatkan nyeri perut pada diare antara lain papaverin dan oksifenonium

Rabu, 17 April 2013

Penilaian dan Pengukuran Body Image


Nilai Body image  (Body Image)
Ø  Body image  Positif
Kesadaran akan diri berdasar atas observasi mandiri dan perhatian yang sesuai akan kesehatan diri.  Termasuk persepsi saat ini dan yang lalu, akan diri sendiri, dan perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh serta dapat menerima dan menyukai tubuhnya.
Ø  Body image  Negatif
Respon negatif terhadap perubahan aktual atau dalam struktur dan fungsi, misalnya: malu, bersalah, reaksi mendadak, tidak menyukai bagian tubuhnya.
Pengukuran Body Image
Ø  Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik toalk untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2012).
Pengukuran body image menggunakan skala likert yang dikembangkan dari skala interval. Karakteristik pengukuran body image :
Pernyataan Positif

Pernyataan Negatif

Sangat setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju ( STS)
: 4
: 3
: 2
: 1
Sangat setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju ( STS)
: 1
: 2
: 3
: 4

Body image dikatakan positif  jika skor T > 50
Body image dikatakan negatif jika skor T < 50

Pengukuran Body Image


Pengukuran Body Image
Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau  kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik toalk untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2012).
Pengukuran sikap mengunakan skala likert yang dikembangkan dari skala interval. Karakteristik 
pengukuran sikap atau perilaku (Azwar, 2011)
Pernyataan Positif

Pernyataan Negatif

Sangat setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju ( STS)
: 4
: 3
: 2
: 1
Sangat setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju ( STS)
: 1
: 2
: 3
: 4


Kemudian melakukan penghitungan skor T untuk mendapatkan kriteria body image

Body image dikatakan positif  jika skor T > 50
Body image dikatakan negatif jika skor T < 50

Rabu, 27 Februari 2013

PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM


a.       Pengertian Perawatan Luka Perineum
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004). Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2001). Jadi perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil ( Anonimity, 2009 ).
b.      Gangguan Integritas Kulit pada Proses Persalinan
1)      Episiotomi
Episiotomi adalah insisi pada perineum untuk memperbesar mulut vagina. Jenis episiotomi ditentukan berdasarkan tempat dan arah insisi antara lain :
a)      Episiotomi garis medial
Paling sering dilakukan. Episiotomi ini efektif, mudah diperbaiki, dan biasanya nyeri yang timbul lebih ringan. Kadang-kadang dapat terjadi perluasan melalui sfingter rectum (laserasi derajat ketiga ) atau bahkan ke kanal ani (laserasi derajat keempat ).
b)      Episiotomi mediolateral
Dilakukan pada persalinan dengan tindakan jika ada kemungkinan terjadi perluasan kearah posterior. Meskipun dengan demikian robekan derajat empat dapat dihindari, tetapi robekan derajat tiga dapat terjadi. Selain itu, Jika dibandingkan dengan episiotomi medial, kehilangan darah akan lebih banyak dan perbaikan lebih sulit serta lebih nyeri.
2)      Laserasi
a)      Laserasi Perineum (Robekan Perineum)
Robekan pada perineum terjadi pada hampir semua persalinan dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya, namun hal ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan jalan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat.
Robekan perineum dapat di bagi 4 tingkat :
(1)        Tingkat 1 : Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa mengenai kulit perineum.
(2)        Tingkat 2 : Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinel transversalis, tetapi tidak mengenai otot sfingter ani.
(3)        Tingkat 3 : Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani.
(4)        Tingkat 4 : Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dan mukosa rectum
b)      Laserasi Vagina
c)      Laserasi Serviks (Cedera Serviks)
(Bobak dkk, 2004)
c.       Tujuan Perawatan Luka Perinium
1)      Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum, maupun di dalam uterus
2)      Untuk penyembuhan luka perinium (jahitan perineum)
3)      Untuk kebersihan perineum dan vulva
4)      Untuk mencegah infeksi seperti diuraikan diatas bahwa saat persalinan vulva merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman. Bila daerah vulva dan perineum tidak bersih, mudah terjadi infeksi pada jahitan perineum saluran vagina dan uterus.
(Wahyu, 2011)
d.      Waktu Perawatan Luka perineum
1)      Saat mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
2)      Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni pada rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
3)      Setelah buang air besar.
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan (Wilujeng, 2011).



e.       Cara Perawatan Luka Perineum
Perawatan perineum dapat mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dengan cara menjaga kebersihan perineum caranya sebagai berikut:
1)      Persiapan :
a)      Siapkan air hangat
b)      Sabun dan washlap
c)      Handuk kering dan bersih
d)     Pembalut ganti yang secukupnya
e)      Celana dalam yang bersih
2)      Cara merawatnya :
a)      Lepas semua pembalut dan cebok dari arah depan ke belakang
b)      Washlap dibasahi dan buat busa sabun lalu gosokkan perlahan washlap yang sudah ada busa sabun tersebut ke seluruh lokasi luka jahitan. Jangan takut dengan rasa nyeri, bila tidak dibersihkan dengan benar maka darah kotor akan menempel pada luka jahittan dan menjadi tempat kuman berkembang biak.
c)      Bilas dengan air hangat dan ulangi sekali lagi sampai yakin bahwa luka benar – benar bersih. Bila perlu lihat dengan cermin kecil.
d)     Setelah luka bersih boleh berendam dalam air hangat dengan menggunakan tempat rendam khusus. Atau bila tidak bisa melakukan perendaman dengan air hangat cukup di siram dengan air hangat.
e)      Kenakan pembalut baru yang bersih dan nyaman dan celana dalam yang bersih dari bahan katun. Jangan mengenakan celana dalam yang bisa menimbulkan reaksi alergi.
f)       Segera mengganti pembalut jika terasa darah penuh, semakin bersih luka jahitan maka akan semakin cepat sembuh dan kering.
g)      Konsumsi makanan bergizi dan berprotein tinggi agar luka jahitan cepat sembuh. Makanan berprotein ini bisa diperoleh dari telur, ikan, ayam dan daging, tahu, tempe. Jangan pantang makanan, ibu boleh makan semua makanan kecuali  bila ada riwayat alergi.
h)      Luka tidak perlu dikompres obat antiseptik cair tanpa seizin dokter atau bidan.
3)      Lamanya jahitan mengering
Luka jahitan rata-rata akan kering dan baik dalam waktu kurang dari satu minggu. Bila keluar darah kotor bau busuk dari jalan lahir, ibu panas, dan luka jahitan bengkak kemerahan terasa sangat nyeri atau luka jahitan bernanah.
Ada beberapa catatan yang perlu diketahui:
a)      Luka jahitan terasa sedikit nyeri
Jangan cemas, rasa nyeri ini akibat terputusnya jaringan syaraf dan jaringan otot , namun semakin sering di gerakkan maka nyeri akan berkurang. Bila ibu hanya berbaring terus menerus dan takut bergerak karena nyeri akan menghambat proses penyembuhan. Sirkulasi darah pada luka menjadi tidak lancar.
b)      Luka terlihat sedikit bengkak dan merah
Pada proses penyembuhan luka tubuh secara alami akan memproduksi zat – zat yang merupakan reaksi perlawanan terhadap kuman. Sehingga dalam proses penyembuhan luka kadang terjadi sedikit pembengkakan dan kemerahan. Asalkan luka bersih ibu tak perlu cemas. Bengkak dan merah ini bersifat sementara.
Beberapa keluarga masih ada yang menganjurkan untuk mengurangi minum air putih agar jahitan cepat kering. Hal ini sama sekali tidak dibenarkan. Justru ibu harus minum yang banyak, minimal 8 gelas sehari untuk memperlancar buang air kecil, mengganti cairan tubuh yang hilang dan memperlancar proses pengeluaran ASI. 

Kamis, 17 Januari 2013

KONSEP MAHASISWA


Konsep Mahasiswa
a.    Pengertian mahasiswa
Remaja akhir yang memiliki usia 15-18 tahun sebagai awal untuk memasuki sebagai dewasa muda yang akan masuk sebagai mahasiswa. Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya sebelum mereka memasuki masa dewasa muda atau memasuki perguruan tinggi yang biasa disebut mahasiswa.
Mahasiswa merupakan kalangan muda yang berumur antara 19 sampai 28 tahun yang memang dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa. Sosok mahasiswa juga kental dengan nuansa kedinamisan dan sikap kenyataan objektif, sistematik dan rasional. Kenniston (Rahmawati, 2006) mengatakan bahwa mahasiswa (youth) adalah suatu periode yang disebut dengan “studenthood” yang terjadi hanya pada individu yang memasuki post secondary education dan sebelum masuk ke dalam dunia kerja yang menetap. Berbeda dengan pendapat yang telah dikemukakan oleh dua ahli tersebut diatas, Visi Pelayanan Mahasiswa menyebutkan bahwa mahasiswa adalah seseorang yang sedang mempersiapkan diri dalam keahlian tertentu dalam tingkat pendidikan tinggi.
Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang seringkali syarat dengan berbagai predikat (Sugiyanto, 2012)
b.   Ciri-ciri mahasiswa
1)        Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar diperguruan tinggi sehingga dapat digolongkan sebagai kaum intelegensia.
2)        Mahasiswa diharapkan nantinya dapat bertindak sebagai pemimpin masyarakat ataupun dalam dunia kerja.
3)        Mahasiswa diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi proses modernisasi.
4)        Mahasiswa diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang berkualitas dan professional.